Subscribe:

Pages

Minggu, 02 Oktober 2016

SDM, ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN

A. Sumber Daya Manusia

       a. Pengertian Sumber Daya Manusia


       Pengertian sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum sejalan dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola SDM menjadi faktor utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. Lalu sumber daya yang bagaimana yang perlu dikembangkan agar tujuan organisasi bisa tercapai dengan baik?

         Sebelum melangkah lebih lanjut, ada baiknya kita kembali ke pengertian awal untuk memahami hal ini. Apa yang dimaksud dengan sumber daya manusia? Mari kita lihat menurut pendapat para ahli.

         1. Sonny Sumarsono (2003) : Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.
       
        2. Mary Parker Follett : Suatu seni untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

        3. M. T. E. Hariandja (2002) : Salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

        4. Mathis dan Jackson (2006) : Rancangan sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.

        5. Hasibuan (2003) : Kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

        SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya, kemampuan setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir (modal dasar), sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan tolok ukurnya Intelligence Quotient (IQ) dan Emotional Quotient (EQ).

        Manusia menjadi pelaku utama dalam setiap derap langkah organisasi yang menjalankan misi dan mewujudkan tujuan yang dicita-citakan, meskipun harus menghadapi tantangan dan persaingan yang sangat berat dan melelahkan (Lucy Newton, 2001). Oleh karena itu, diperlukan motivasi yang tinggi bagi setiap karyawan atau sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi perusahaan. Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi begitu penting dan menentukan, karenanya diperlukan pengelolaan secara sistematis, terencana dan terpola agar tujuan yang diinginkan baik dimasa sekarang atau masa depan dapat dicapai secara optimal. Oleh karena itu, menurut Lucas (1998); dan Romer, (1987) isu-isu strategis dalam pengembangan sumber daya manusia mesti mendapatkan perhatian manajemen Perguruan Tinggi Swasta (PTS), misalnya: competency base human resources, enpowerment, human development dan bahkan human investment.

      b. Perencanaan Sumber Daya Manusia



         Perencanaan merupakan suatu kegiatan atau proses yang sangat penting dalam berbagai kegiatan dalam suatu organisasi, termasuk dalam Manajemen Sumber Daya Manusia, sebab perencanaan merupakan prasyarat pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan. Hal ini dapat dipahami sebab secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan, pengevaluasian berbagai alternatif pencapaiannya, dan penentuan tindakan yang akan diambil. Dalam konteks manajemen sumber daya manusia, perencaan merupakan proses penentuan kebutuhan sumber daya manusia dan tindakan untuk mendapatkannya.

        Menurut Torrington dan Tan Chwee Huat, perencanaan sumber daya manusia merupakan kegiatan khusus yang berkaitan dengan penentuan kebutuhan sumber daya manusia perusahaan, baik kebutuhan jangka pendek maupun kebutuhan jangka panjang.

        Secara lebih luas dapatlah dikatakan bahwa perencaan sumber daya manusia yang baik akan:

a. Memperbaiki pemanfaatan sumber daya manusia,
b. Menyesuaikan aktivitas sumber daya manusia dan kebutuhan di masa depan secara efisien,
c. Meningkatkan efisiensi dalam menarik pegawai baru, dan
d. Melengkapi informasi sumber daya manusia yang dapat membantu kegiatan sumber daya manusia dan unit organisasi lain.

         Langkah-langkah perencanaan SDM dapat ditentukan sebagai berikut:

a. Analisis beberapa faktor penyebab perubahan kebutuhan sumber daya manusia,
b. Peramalan kebutuhan sumber daya manusia,
c. Penentuan kebutuhan sumber daya manusia di masa yang akan datang,
d. Analisis ketersediaan sumber daya manusia dan kemampuan perusahaan, dan
e. Penentuan dan implementasi program.

       c. Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia


   Pengembangan karyawan (sumber daya manusia), dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Oleh karena itu, perlu ditetapkan terlebih dahulu program pengembangan karyawan. Pengembangan karyawan hendaknya disusun secara cermat dan di dasarkan kepada metode ilmiah serta berpedoman keterampilan yang dibutuhkan.

      Latihan sebagai salah satu bentuk pengembangan karyawan yang berjalan terus-menerus. Masalah baru, prosedur baru, peralatan baru, pengetahuan dan jabatan baru selalu timbul dalam organisasi yang dinamis. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan instruksi, bimbingan kepada para pekerja. Pengembangan sikap dilakukan melalui proses dinamika kejiwaan, yaitu melalui metode permainan, sensitivity training, sedangkan pengembangan keterampilan dilakukan dengan latihan. 

         Agar proses pengembangan karyawan dapat mencapai hasil yang optimal, maka pengembangan tersebut harus mendasarkan pada prosedur yang benar. Langkah-langkah tersebut meliputi:

a. Penentuan kebutuhan
b. Penentuan sasaran
c. Penetapan isi program
d. Identitas prinsip-prinsip belajar
e. Pelaksanaan program
f. Penilaian pelaksanaan program

B. Organisasi


    a. Pengertian Organisasi

        Organisasi pada intinya adalah interaksi orang-orang dalam sebuah wadah untuk melakukan sebuah tujuan yang sama. Organisasi berarti kerja bersama. Organisasi tidak diartikan semata-mata sebagai wadah. Pengertian organisasi ada dua, pertama, organisasi adalah sebuah wadah atau tempat, dan kedua, organisasi adalah proses yang dilakukan bersama, dengan landasan, tujuan dan cara yang sama.

        Organisasi merupakan sistem yang terpadu, yang didalamnya terdapat subsistem dari kompenen-komponen yang saling berhubungan. Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa sekumpulan yang bisa dikatakan sebagai organisasi jika memenuhi empat unsur pokok, yaitu:

a. Organisasi itu merupakan sistem
b. Ada pola aktivitas
c. Ada sekelompok orang
d. Ada tujuan yang telah ditetapkan



     b. Sifat-sifat Organisasi

        1. Organisasi Formal


        Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.

         Memiliki suatu struktur yang terumuskan baik, yang menerangkan hubungan:

– hubungan otoritasnya,
– kekuasaan,
– akuntabilitas dan tanggung jawabnya,
– bagaimana bentuk saluran-saluran,
– melalui apa komunikasi berlangsung, dan
– menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.

         Contoh : Perseroan terbatas, sekolah, negara, dan lain sebagainya.

        2. Organisasi Informal

         Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Organisasi sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.

      c. Bentuk-bentuk Organisasi

          Menurut pola hubungan kerja, lalu lintas wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai berikut:

         1. Bentuk Organisasi Garis

          Bentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.

        Kelebihan :

1. Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.
2. Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak       berkonsultasi masih sedikit.
3. Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal.

        Kekurangan :

1. Seluruh organisasi tergantung pada satu pimpinan (satu orang) dimana bila pimpinan tersebut berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.
2. Ada kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
3. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.

          2. Bentuk Organisasi Fungsional

          Bentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.

        Kelebihan :

1. Pembidangan tugas-tugas jelas.
2. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal mungkin.
3. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya.

        Kekurangan :

1. Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of duty.
2. Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan koordinasi.

        3. Bentuk Organisasi Garis dan Staff

        Bentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beraneka dan rumit serta jumlah karyawan yang banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.

Kelebihan :

1.    Dapat digunakan pada setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya,dan kompleksitas susunan organisasinya.
2.    Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.
3.    Perwujudan “the right man in the right place” lebih mudah terlaksana.

Kekurangan :

1.    Sesama karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangun
2.    Karena susunan organisasinya yang kompleksitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar divisi atau departemen.

        4. Bentuk Organisasi Fungsional dan Staff

        Bentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staff. Adapun kebaikan dan keburukan dari bentuk organisasi ini adalah juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.

       d. Prinsip-prinsip Organisasi

       Berkaitan dengan pembentukan atau penyusunan suatu organisasi, maka perlu diperhatikan beberapa prinsip-prinsip atau asas organisasi. Diantaranya adalah:

•   Perumusan Tujuan yang Jelas

       Tujuan dan arah merupakan hal yang sangat penting dalam pembentukan suatu organisasi. Karena dari tujuan ini akan terlihat hasil yang akan dicapai baik itu secara fisik maupun non fisik.

•    Pembagian kerja

       Dalam pembentukan suatu organisasi harus terlihat dengan jelas akan pembagian kerja dari masing-masing unit (sub) organisasi, hal ini supaya tidak terjadinya tumpang tindih aktivitas dan dapat menghambat tercapainya suatu tujuan.

•    Delegasi kekuasaan

       Dengan adanya pembagian kerja tersebut yang jelas maka akan telihat pula garis komando dan delegasi kekuasaan (wewenang) dari masing-masing unit kerja.

•    Rentang kekuasaan

       Rentang kekuasaan merupakan penjabaran dari pendelegasian suatu kekuasaan. Parameter dan tolok ukur pun harus menjadi bagian dari rentang kekuasaan, sehingga tidak timbul diktatoris kekuasaan atau kesewenangan kekuasaan tersebut.

•    Tingkat pengawasan

       Penggambaran tingkat pengawasan yang timbul antar atasan dengan sub (unit) bawahannya harus lah terlihat dalam struktur organisasi tersebut. Sehingga batasan apa yang menjadi hak dan kewajiban baik itu atasan maupun bawahan akan tercipta.

•    Kesatuan perintah dan tanggung jawab

       Dengan tergambarnya struktur organisasi yang jelas maka kesatuan perintah atau komando akan terlihat pula. Begitu juga dengan tanggung jawab dari orang yang memberikan delegasi (perintah) akan nampak.

•    Koordinasi

       Ini pun harus terlihat dengan jelas dalam penyusunan suatu organisasi. Koordinasi dari masing-masing divisi atau unit kerja akan tercipta. Dengan demikian tujuan suatu organisasi ini akan semakin cepat tercapai.

C. Kepemimpinan


       a. Pengertian kepemimpinan 

          Seorang manajer dalam memimpin organisasi dan dalam mengatur serta mengendalikan sumber daya yang ada harus memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik. Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:

a. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24). 

b. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7). 

c. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46). 

d. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya. 

e. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281). 

          Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

          Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/ pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.


      b. Tugas dan Peran Pemimpin 
      
         Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah: 

a. Pemimpin bekerja dengan orang lain 

         Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organisasi baik orang diluar organisasi. 

b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan (akontabilitas)

         Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk menyusun tugas, menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.

c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas

         Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.

d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual 

         Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain. 

e. Manajer adalah seorang mediator 

         Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah). 

f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat 

         Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya. 

g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit 

        Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.

        Menurut Henry Mintzberg, peran pemimpin adalah :

a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi. 

b. Fungsi peran informal, sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara. 

c. Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.

       c. Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan 

          Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997), prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi. Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. 

          Prinsip merupakan suatu pusat atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4 dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan kekuatan.
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut : 

a. Seorang yang belajar seumur hidup

         Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

b. Berorientasi pada pelayanan 

          Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik. 

c. Membawa energi yang positif 

          Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:

- Percaya pada orang lain 

        Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian. 

- Keseimbangan dalam kehidupan

        Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.

- Melihat kehidupan sebagai tantangan 

        Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, keterampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan. 

- Sinergi 

        Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut "The New Brolier Webster International Dictionary", sinergi adalah satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja. 

- Latihan mengembangkan diri sendiri 


        Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan: (1) pemahaman materi; (2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman; (3) mengajar materi kepada orang lain; (4) mengaplikasikan prinsip-prinsip; (5) memonitoring hasil; (6) merefleksikan kepada hasil; (7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; (8) pemahaman baru; dan (9) kembali menjadi diri sendiri lagi.

       Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: (1) kemauan dan keinginan sepihak; (2) kebanggaan dan penolakan; dan (3) ambisi pribadi. Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

D. Kaitan SDM, Kepemimpinan, dan Organisasi

         Jika kita membicarakan Sumber Daya Manusia (SDM), kepemimpinan, dan organisasi tentu ketiga hal tersebut saling berkaitan satu sama lain. Karena ketiga unsur tersebut mengandung satu ikatan khusus yang biasanya bisa kita temukan dalam sebuah perusahaan. Jika membicarakan perusahaan pastilah kita mengenal adanya seorang pemimpin yang menjadi otak dalam mengatur segala kegiatan. Didalamnya juga terdapat banyak tenaga kerja yang saling berinteraksi agar tujuan yang dicapai dapat terlaksana dengan baik. Ketiga unsur tersebut merupakan syarat mutlak agar sebuah perusahaan dapat berdiri dengan baik, jika salah satunya tidak ada, maka akan terdapat masalah, bahkan sebuahh perusahaan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

E. Contoh 

       Siapa yang tidak mengenal dengan PT Unilever? PT Unilever sendiri merupakan contoh organisasi yang berak dalam bidang ekonomi yang didirikan sejak 5 Desember 1933. Perusahaan ini bergerak dalam bidang produksi sabun, detergen, minyak sayur, es krim, produk kosmetik, bahkan sampai produk rumah tangga kini telah sukses hingga 83 tahun di Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari adanya Presiden Direktur yang bertindak sebagai pemimpin, berkat keahlian dan kepandaiannya dalam mempengaruhi banyak orang, sehingga terciptalah sebuah organisasi yang besar. Banyaknya sumber daya manusia yang profesional pun memegang peranan yang sangat penting bagi berlangsungnya organisasi ini. 

Daftar Pustaka

Muchlas, M. (1998). Perilaku organisasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Robbins, S. (1996). Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi dan aplikasi. Jakarta: PT Prenhalinddo.

Idris, A. (2016). Pengantar ekonomi sumber daya manusia. Yogyakarta: Deepublish.

Hariandja, M. T. E. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Grasindo.

Hamid, S. (2014). Manajemen sumber daya manusia lanjutan. Yogyakarta: Deepublish. 

Herujito, Y. M. (2001). Dasar-dasar manajemen. Bogor: PT Grasindo.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates