Subscribe:

Pages

Senin, 25 April 2016

Gangguan Kesehatan Mental

TRIKOTILOMANIA
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Mental





DISUSUN OLEH :
Fauzan Ammari Sholihin (14514061)
Lazuardi Imani Azhar Ba’bud (16514015)
Novia Fridayanti (18514050)
Selly Salimatulhayat (1A514120)



KELAS 2PA01

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA




 KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-Nyalah materi Kesehatan Mental ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kesehatan Mental, tujuan penulisan makalah adalah untuk memaparkan materi mengenai gangguan kesehatan mental dan tema yang kami angkat adalah trikotilomania.

Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama karena kurang ilmu pengetahuan dan kurang pengalaman dalam penyusunan makalah. Namun, berkat bimbingan dan dukungan dari banyak pihak, makalah ini dapat terselesaikan, walau masih banyak yang harus di perbaiki. Karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayah dan ibu tercinta yang banyak memberikan dorongan dan bantuan, baik secara moral maupun spiritual.
2. Dosen Maria Chrisnatalia yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kami.
3. Teman – teman 2PA01 yang telah mendukung kami.
4. Dan semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan dan harus masih banyak belajar dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan yang ada. Sehingga, kami dapat menyusun makalah yang baik lagi di masa akan datang.

                                                                                                           Depok, 23 April 2016


                                                                                                                       Penulis



TRIKOTILOMANIA

A. DEFINISI


           Trikotilomania merupakan gangguan kesehatan psikologis atau kejiwaan. Istilah trikotilomania berasal dari bahasa Yunani. Gabungan dari tiga suku kata, yaitu thrix yang berarti rambut, tillein yang berarti menarik dan mania yang berarti kegilaan. Trikotilomania adalah gangguan impuls di mana orang merasa ketegangan yang meningkat dan dapat lega hanya dengan menarik atau terus menerus mencabuti rambut mereka sehingga timbul daerah-daerah botak.



       Gangguan ini ditandai oleh tindakan berulang yang tidak mempunyai motivasi rasional yang jelas, umumnya merugikan penderita dan keluarga. Penderita biasanya melaporkan bahwa perilakunya berkaitan dengan impuls untuk bertindak yang tidak dapat dikendalikan dengan tipikal pencarian pertolongan yang cenderung dimiliki perempuan dibandingkan laki-laki. Hingga saat ini, farmakoterapi trikotilomania seperti golongan Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI) ataupun Clomiperamine, golongan Tricyclic Anti Depressant yang diterima oleh Food and Drug Association (FDA) karena dianggap belum efektif mengurangi gejala menarik rambut secara signifikan. Pada studi acak terkontrol dengan jumlah sampel yang besar dengan menggunakan N-Acetylcysteine (NAC) dengan dosis 1200-1400 mg selama 9 minggu didapatkan 56%-nya mengalami penurunan gejala yang signifikan dalam mencabut-cabut rambut. Jumlah pasien yang mengalami trikotilomania di masyarakat secara relatif masih sedikit yang diketahui. Secara klinis, mencabut-cabut rambut yang cocok dengan kriteria trikotilomania ditemukan pada 0.6% - 3.9% mahasiswa yang disurvei. Penelitian lain menunjukkan perbedaan tingkat trikotilomania dalam pengobatan ditemukan 4.4% pada pasien psikiatri yang rawat inap (jumlah sampel = 204) dan 4.6% pada pasien gangguan obsesif kompulsif (jumlah sampel = 153). Penyakit ini dapat dikategorikan berdasarkan onset menjadi: prasekolah, pra-dewasa muda, dan dewasa. Dari klasifikasi tersebut didapatkan perbedaan gejala dan respon terapi dimana pada pasien prasekolah dan dewasamu dan memiliki kebiasaan menarik rambut otomatis dan tanpa disadari serta memiliki respon yang baik terhadap pengobatan konservatif. 


Pada pasien dewasa biasanya memiliki kecenderungan menarik rambut sebagai bentuk dari fokus penderita terhadap kebiasaan tersebut, sebagai bagian rutinitas yang disadari termasuk dalam memilah jenis rambut tertentu untuk dicabuti misalnya yang memiliki ujung bulat dan pipih, yang kasar atau pun karena letaknya yang salah.

Respon terapi konservatif pada pasien dewasa biasanya lebih buruk mengingat kebiasaan menarik rambut ini dapat disertai gangguan psikis lain yang memerlukan tenaga spesialis dalam menanganinya.

B. TANDA DAN GEJALA

a. Berulang kali menarik bagian tubuh yang ditumbuhi rambut, seperti kulit kepala, alis, bulu mata, ketiak, pubis, dan area tubuh lainnya.
b. Terdapat kebotakan pada bagian tubuh yang dicabuti rambutnya.
c. Alis dan bulu mata terlihat jarang atau bahkan tidak ada sama sekali.
d. Ia senang sekali memainkan rambutnya, bahkan hingga di kunyah, digosok-gosokkan ke bibir ataupun wajahnya.
e. Mencabuti rambut merupakan suatu rutinitas yang disadari.
f. Pada saat sebelum mencabut rambut, disertai dengan peningkatan ketegangan dan merasakan kepuasan setelah mencabutnya.
g. Pada rambut yang dicabuti, terdapat helai-helai rambut yang patah dengan ujung yang tidak rata yang mengakibatkan pertumbuhan pada rambutnya kurang baik.
h. Penderita trikotilomania ini cenderung menutup-nutupi perbuatannya ini, sehingga ia mengatasinya dengan menggunakan topi, rambut palsu, pensil alis, dan bulu mata palsu untuk mengurangi perhatian pada bagian tubuh yang mengalami kebotakan.
i. Secara psikologis, penderita trikotilomania ini menjadi takut untuk bersosialisasi, karena tidak percaya diri dengan penampilannya dan takut akan penerimaan yang negatif dari orang-orang disekitarnya.
j.  Penderita trikotilomania akan merasa tak bergairah dan kehilangan minat untuk belajar di sekolah.

C. PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO

Dokter belum mengetahui dengan pasti penyebab trikotilomania. Hal ini diyakini bahwa genetika memainkan peran utama. Kompulsif perilaku seperti trikotilomania kadang-kadang dapat dijalankan dalam keluarga. Psikiater berpikir itu mungkin terkait dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dan trikotilomania adalah gangguan kecemasan keduanya. Inilah salah satu alasan mengapa daya gerak yang mengarah ke menarik rambut dapat lebih kuat ketika seseorang yang stres atau khawatir.

Ahli berpikir bahwa sebenarnya penyebab trikotilomania adalah ketidakseimbangan kimia di otak. Bahan kimia ini disebut neurotransmitter merupakan bagian dari pusat komunikasi otak. Ketika sesuatu yang bertentangan dengan bagaimana neurotransmitter bekerja itu bisa menimbulkan masalah seperti kompulsif perilaku. 

Beberapa studi psikiatrik berpendapat bahwa kurangnya perhatian orang tua sebagai penyebab penting perilaku ini, yang menyebabkan kondisi psikis pasien menurun yang dapat menyebabkan stress dan depresi.

Faktor-faktor berikut ini dikaitkan dengan trikotilomania :

   a.                   Sejarah keluarga
Gangguan mental trikotilomania ini diturunkan dari generasi ke generasi.

b.                   Usia
Trikotilomania dapat dialami ketika anak berusia 5 tahun, tetapi biasanya masih tergolong ringan dan dapat hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, biasanya trikotilomania ini berkembang selama masa remaja antara usia 11-13 tahun dan akan menjadi masalah permanen seumur hidupnya.

c.                   Jenis kelamin
Jumlah pasien trikotilomania sebagian besar dialami oleh perempuan.

d.                  Emosi negatif                                    
Bagi banyak orang dengan trikotilomania, menarik rambut adalah cara untuk mengatasi perasaan negatif atau tidak nyaman seperti stres, kecemasan, ketegangan, kelelahan, kesepian, atau frustrasi.

e.                   Penguatan positif
Orang dengan trikotilomania sering merasakan perasaan puas dan lega setelah mencabut rambut mereka. Akibatnya, mereka terus menarik rambut mereka untuk mempertahankan perasaan positif ini.

f.                    Gangguan lain
Orang yang memiliki trikotilomania juga mungkin memiliki gangguan lain, termasuk depresi, gangguan kecemasan, gangguan obsesif-kompulsif atau gangguan makan. Menggigit kuku dan mencabuti kulit juga telah dikaitkan dengan kondisi trikotilomania.

D. KOMPLIKASI

Meskipun tidak tampak serius, trikotilomania dapat memberikan dampak besar pada kehidupan seseorang. Komplikasi dapat berupa:

a.                   Masalah emosional
Banyak orang dengan trikotilomania melaporkan mengenai perasaan malu yang mereka alami akibat penghinaan, perasaan rendah diri, depresi dan kecemasan karena kondisi mereka.

b.                   Masalah sosial
Malu karena rambut rontok dapat menyebabkan penderita menghindari kegiatan berenang, pergi memotong rambut dan berjalan-jalan. Orang dengan trikotilomania mungkin mengenakan rambut palsu, menata gaya rambut mereka untuk menyamarkan botak atau memakai bulu mata palsu maupun pensil alis. Beberapa orang mungkin menghindari keintiman karena takut bahwa kondisi mereka akan ditemukan.

c.                        Kerusakan kulit
Menarik rambut secara konstan dapat menyebabkan lecet dan kerusakan lainnya, termasuk infeksi pada kulit kepala atau area spesifik lainnya. Memakan rambut dapat menyebabkan terkumpulnya rambut kusut (trichobezoar) dalam saluran pencernaan. Setelah bertahun-tahun, hairball dapat menyebabkan penurunan berat badan, muntah, obstruksi usus dan bahkan kematian.

E. TES DAN DIAGNOSIS

Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk menentukan apakah seseorang memiliki trikotilomania. Ini mungkin termasuk :

a.  Meneliti berapa banyak rambut rontok yang Anda miliki.
b.  Membahas rambut rontok Anda dengan Anda dan mungkin meminta Anda mengisi kuesioner.
c. Menghilangkan kemungkinan penyebab lain dari menarik rambut atau rambut rontok melalui pengujian oleh dokter.

Untuk dapat didiagnosis dengan trikotilomania, penderita harus memenuhi kriteria dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Panduan ini digunakan oleh penyedia kesehatan mental untuk mendiagnosis kondisi mental dan oleh perusahaan asuransi untuk mengganti biaya pengobatan.

Kriteria DSM untuk diagnosis trikotilomania meliputi :

a.   Penderita berulang kali mencabut rambut, sehingga mengalami kerontokan.
b. Penderita berulang kali mencoba untuk mengurangi bahkan berhenti menarik untuk menarik rambut.
c. Mencabut rambut Anda menyebabkan Anda tertekan signifikan atau masalah di tempat kerja, sekolah atau dalam situasi sosial.
d.  Rambut yang mengalami kerontokan bukan karena kondisi medis atau gejala gangguan mental lain.

F. PENANGANAN

a.       Treatment yang dapat dilakukan bagi penderita trikotilomania

1.      Habit Reversal Training

       Suatu bentuk psikoterapi yang disebut pelatihan kebiasaan reversal mungkin merupakan pengobatan yang efektif untuk trikotilomania. Jenis terapi ini membantu pasien belajar bagaimana mengenali situasi di mana ia cenderung menarik rambut dan bagaimana menggantikannya dengan perilaku lain, seperti mengepalkan tangan untuk "membekukan" dorongan, atau mengalihkan tangan dari rambut ke telinga. Kadang-kadang unsur terapi lain dapat digabung dengan pelatihan kebiasaan reversal. Misalnya, dokter menggunakan terapi kognitif untuk membantu pasien menantang dan memeriksa perilaku menyimpang yang mungkin dimilikinya dalam kaitannya dengan tindakan menarik rambut. Terapi pengobatan lainnya, yakni terapi penerimaan dan komitmen, membantu orang belajar untuk menerima perilaku mencabut rambut yang mendesak, dan pada waktu yang bersamaan, mengajari mereka tindakan apa untuk menghentikan dorongan yang muncul.

     2. Cognitive Behavior Therapy (CBT)

CBT adalah bentuk terapi yang bertujuan untuk mengubah perilaku dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu rambut tersebut ditarik. Terapi perilaku kognitif dapat diperlihatkan ke pasien dan diajarkan strategi positif yang fleksibel, sering digabung dengan latihan keterampilan sosial. Metode CBT ini harus dilakukan oleh psikolog terlatih dan berpengalaman dalam trikotilomania . Selain itu, mempelajari teknik relaksasi, seperti relaksasi otot progresif, dapat membantu mengalihkan keinginan untuk menarik rambut. Dukungan Banyak orang dengan trikotilomania melaporkan bahwa mereka merasa sendirian dalam menghadapi kondisi mereka. Bergabung dengan kelompok dukungan untuk orang dengan trikotilomania mungkin dapat membantu karena penderita dapat bertemu orang lain dengan pengalaman dan perasaan yang cenderung sama, sehingga dengan adanya terapi kelompok akan memberikan manfaat bagi perkembangannya juga psikisnya kearah yang lebih baik.

    3. Terapi Farmakologi

Beberapa obat yang telah mengurangi keparahan gejala TTM pada beberapa individu. Antidepresan, clomipramine, asam aminodan N-asetil sistein, telah menunjukkan manfaat paling efektif. Sebuah golongan obat yang disebut sebagai Selektif Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI), yang paling umum dikenal prozac, telah menunjukkan hasil yang beragam. Sebagian orang yang menggunakan obat ini mereka berhenti sama sekali menarik rambut mereka. Sementara yang lain merasa tidak berpengaruh sama sekali. Tetapi ada juga orang yang masih merasakan dorongan untuk menarik rambut merekanamun berkurang sedikit demi sedikit selama beberapa periode waktu. Selain pengobatan di bidang psikiatri, terdapat obat-obatan di bidang dermatologi yang dapat diberikan terutama untuk mengurangi gejala yang dapat menyebabkan pasien mencabuti rambutnya. Rasa gatal dapat dikurangi dengan pemberian kortikosteroid topikal atau dengan pemberian obat anti histamin.

    4. Terapi Alternatif

Ada laporan hasil penelitian bahwa beberapa orang dengan TTM telah dibantu oleh berbagai terapi alternatif, termasuk biofeedback, perubahan pola makan, berolahraga, sampai hipnosis.

·           Hambatan dalam treatment

a. Trikotilomania dianggap sebagai kerahasiaan bagi penderita, sehingga mereka menggap hal tersebut memalukan. Bahkan diantaranya, mereka tidak berani memberi tahu keluarganya sendiri mengani kelainan yang dialaminya.

b. Menganggap bahwa menarik rambut atau pun alis merupakan kebiasaan yang biasa dilakukan oleh orang-orang.

c. Berpikiran bahwa tidak ada treatment yang tepat untuk melakukan penyembuhan trikotilomania ini.

d. Penderita lebih sering untuk berhenti melakukan treatment.

          ·                Kunci keberhasilan treatment

a. Empati dan pengertian dari orang-orang sekitar penderita
b. Kepercayaan penderita terhadap pengetahuan assessment yang diberikan
c. Menegaskan bahwa proses penyembuhan itu tidak linear
d. Pemberian dukungan dan motivasi.

G. KASUS

Rebecca Brown, seorang gadis yang berasal dari Amerika ini mempunyai kebiasaan menyimpang dari anak-anak pada umumnya. Setiap kali ia merasa stress atau marah, Rebecca akan memainkan dan menarik-narik rambutnya sendiri agar merasa lebih nyaman dan menenangkannya. Namun sering bertambahnya usia, kebiasaan yang dilakukan Rebecca (23 tahun) meningkat menjadi gangguan psikologis dan di diagnosis dengan trkotilomania, yaitu gangguan psikologis yang ditandai dengan dorongan kompulsif menarik-narik rambut sendiri. Kelainan yang di derita Rebecca merupakan penyakit langka yang hanya menyerang empat persen dari populasi penduduk dunia. Rebecca mulai terbiasa menarik rambutnya sejak berusia 12 tahun yang hingga berusia 16 tahun gangguan trikotilomania ini membuat kepalanya nyaris botak.

Rebecca mulai berkonsultasi dengan dokter pada usia 13 tahun, tetapi ia tidak jugamendapatkan diagnose yang benar hingga usia 18 tahun. Dokter gagal mendiagnosa kondisinya selama lima tahun, dan hanya menyuruhnya berhenti merasa gelisah. Namun, karena rasa penasarannya, saat umur 14 tahun ia mencari sendiri di internet mengenai “menarik rambut”, dan didapati lah olehnya bahwa gejala yang ia alami adalah trikotilomania.

Akibat dorongan kompulsif yang membuatnya nyaris botak ini, Rebecca sering kali mendapatkan ejekan dari teman-teman sekolahnya dengan sebutan “baldie”, dan membuat Rebecca menjadi merasa semakin tidak nyaman. Lalu pada puncak nya, di umur Rebecca yang ke 19 tahun kondisinya semakin memburuk sehingga ia terpaksa mencukur habis rambutnya. Ia merasakan dampak psikologis akibat ejekan teman-temannya sampai kehilangan teman dan merasa kesepian, Namun, Rebecca mulai mengambil foto dirinya setiap hari, mencatat pengalamannya dalam sebuah blog dan memposting video di Youtube yang berisi ungkapan perasaannya.

Dan yang mengejutkan adalah ia mendapat respon yang positif dan sangat banyak yang mendukungnya. Bahkan ia dianggap sebagai pahlawan bagi penderita trikotilomania, dan akhirnya rasa percaya diri tumbuh kembali di diri Rebecca, begitupula dengan rambutnya.

Daftar Pustaka
Brown, R. B., & Burns, T. (2005). Dermatologi. Jakarta: Erlangga.
Juan, S. (2005). Tubuh ajaib: Membuka misteri-misteri aneh dan menakjubkan tubuh kita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates