Subscribe:

Pages

Sabtu, 15 Juli 2017

#PSIKOTERAPI TERAPI BEHAVIOR


TERAPI BEHAVIOR


 A.    Pengertian Terapi Behavior
Istilah behavior sama dengan istilah tingkah laku yang banyak membicarakan tentang perilaku­-perilaku manusia sebagai hasil dari proses belajar.
Corey (1997) menjelaskan bahwa behavior adalah pendekatan­-pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku. Pendekatan, teknik dan prosedur yang dilakukan berakar pada berbagai teori tentang belajar
Pelopor­-pelopor aliran behavior pada dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar, oleh karena itu dapat diubah dengan belajar baru (Winkel, 1988).
Terapi behavior adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan­kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktivitas inilah yang disebut sebagai belajar.

B.  Masalah Terapi Behavior
Masalah­-masalah dalam terapi behavior adalah perilaku-­perilaku yang tidak sesuai dengan harapan, artinya kebiasaan­kebiasaan negatif atau tidak tepat (Latipun, 2001). Perilaku seperti ini merupakan hasil dari interaksi yang salah dengan lingkungannya, sehingga mengakibatkan penyimpangan perilaku.
Jadi, perilaku yang tidak sesuai dengan harapan dan tingkah laku yang sama sekali berbeda dengan perilaku normal merupakan masalah-masalah dalam terapi behavior.

C.  Tujuan Terapi Behavior
 Dalam setiap pemberian terapi tentu saja mengharapkan sebuah hasil yang tampak dari terapi tersebut. Dalam terapi behavior yang memfokuskan pada persoalan­-persoalan perilaku spesifik atau perilaku menyimpang bertujuan untuk menciptakan kondisi­ kondisi baru bagi proses belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari termasuk tingkah laku yang maladaptif (Corey, 1997).
Berkaitan dengan definisi di atas, dapat diambil secara umum bahwa tujuan terapi behavior adalah:
           1.       Menghapus pola tingkah laku maladaptif
           2.       Membantu balajar tingkah laku konstruktif
           3.       Merubah tingkah laku

D.  Ciri­-ciri Terapi Behavior
Corey, George, & Cristiani (dalam Latipun, 2001) mengemukakan ciri-­ciri terapi behavior, yaitu:
           1.       Berfokus pada tingkah laku yang tampak dan spesifik
           2.       Memerlukan kecermatan dalam perumusan tujuan terapeutik
           3.       Mengembangkan prosedur perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien
           4.       Penafsiran objektif atas tujuan terapeutik

E.  Langkah­-Langkah Terapi Behavior
Terapi behavior beranggapan bahwa kondisi klien merupakan akibat dari stimulus konselor, dengan begitu konselor dalam setiap mengadakan konseling harus mempunyai langkah­langkah yang jelas dan tepat untuk lebih mudah memberikan stimulus kepada klien, sehingga klien dengan mudah dan cepat merasakan stimulus yang diberikan. 

F.   Karakteristik Tingkah Laku
Menurut Dahlan (1985) adapun karakteristik tingkah laku, yaitu:
           1.       Didasarkan pada teori yang dirumuskan secara tepat dan konsisten yang mengarah kepada kesimpulan yang dapat diuji.
           2.       Berasal dari hasil penelaahan eksperimental yang secara khusus direncanakan untuk menguji teori­teori dan kesimpulannya.
           3.       Memandang simtom sebagai respon bersyarat yang tidak sesuai.
           4.       Memandang simtom sebagai bukti adanya kekeliruan hasil belajar.
           5.       Menganggap penyembuhan gangguan neurosis itu sebagai pembentukan kebiasaan yang baru.

           6.       Penyembuhan simtom itu langsung dengan jalan memahami respon bersyarat yang keliru dan membentuk respon bersyarat yang diharapkan.
G.             G.  Teknik­-Teknik Terapi Behavior
Untuk mencapai tujuan dalam proses konseling diperlukan teknik-­teknik yang digunakan. Untuk pengubahan perilaku ada sejumlah teknik yang dapat dilakukan dalam terapi behavior, yaitu:
           1.       Desensitisasi sistematis



Teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus perilaku yang diperkuat secara negatif biasanya berupa kecemasan, dan mnyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan cara memberikan stimulus yang berangsur dan santai.
           2.       Terapi impolsif
Terapi implosif dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara berulang­ulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan konsekuensi­-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-­stimulus yang menimbulkan kecemasan.
           3.       Latihan perilaku asertif
Latihan perilaku asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.
           4.       Pengkondisian aversi
Teknik pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak dikehendaki tersebut terhambat kemunculannya.
           5.       Pembentukan perilaku model
Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku baru pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audio, model fisik atau lainnya yang dapat teramati dan dipahami jenis perilaku yang akan dicontoh.
           6.       Kontrak perilaku
Kontrak perilaku adalah persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi ini konselor memberikan ganjaran positif dipentingkan daripada memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.
           7.       Flooding
Flooding merupakan teknik di mana terjadi pemunculan stimulus yang menghasilkan kecemasan secara berulang-ulang tanpa pemberian reinforcement. Klien akan membayangkan situasi dan terapis berusaha mempertahankan kecemasan klien tersebut. Flooding bersifat lebih ringan karena situasi yang menimbulkan kecemasan tidak menyebabkan konsekuensi yang parah.
      
            8.       Token ekonomi



Teknik ini dapat diberikan apabila persetujuan dan penguatan lainnya tidak memberikan kemajuan pada tingkah laku klien. Metode ini menekankan penguatan yang dapat dilihat dan disentuh oleh klien yang dapat ditukar oleh klien dengan objek atau hak istimewa yang diinginkannya. Token ekonomi dapat dijadikan pemikat oleh klien untuk mencapai sesuatu.
         9.     Operant conditioning
Tingkah laku operan menjadi ciri organisme yang aktif yang beroperasi di lingkungan untuk menghasilkan akibat-akibat, merupakan tingkah laku yang paling berarti dalam kehidupan sehari-hari (misalnya, membaca, berbicara, berpakaian, makan, bermain). Jika suatu tingkah laku diganjar maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku tersebut dimasa mendatang tinggi.
Prinsip perkuatan yang menerangkan pembentukan, pemeliharaan, atau penghapusan pola-pola tingkah laku merupakan inti dari pengkondisian operan. Terdapat dua jenis reinforcement, yaitu:
a.    Positive reinforcement
Pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul, merupakan suatu cara yang ampuh untuk mengubah tingkah laku. Biasanya suatu peristiwa yang bila hadir mengikuti suatu perilaku tertentu dapat menyebabkan perilaku tersebut akan diulangi.
b.    Negative reinforcement
Penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
         10.     Eye Movement Desensitisasi and  Reprocessing (EMDR)






Gerakan mata dan pengolahan desensitisasi (EMDR) adalah bentuk paparan konseling yang melibatkan imaginal, restrukturisasi kognitif, gerakan mata berirama dan merancang hal lain untuk mengobati klien yang mengalami stres traumatic, populasi termasuk anak-anak korban pelecehan seksual, veteran perang, korban kejahatan, korban perkosaan, korban kecelakaan, individu yang berhubungan dengan kecemasan, panik, depresi, kesedihan, kecanduan, dan fobia.
         11.     Eksposur terapi



Intervensi perilaku yang melibatkan pengaktifan trauma melalui penggunaan ingatan atau tanda yang berkaitan. Eksposur harus berlangsung cukup lama untuk memungkinkan level kecemasan klien berkurang.

H.  Kelebihan Terapi Behavior
1.        Pembuatan tujuan terapi diawal dijadikan acuan keberhasilan proses terapi
2.        Memiliki berbagai macam teknik yang teruji dan selalu diperbaharui
3.        Waktu relatif singkat
4.        Kolaborasi yang baik antara terapis dan klien dalam penetapan tujuan da pemilihan teknik

I.     Kelemahan Terapi Behavior
1.        Dapat mengubah perilaku tetapi tidak mengubah perasaan
2.        Mengabaikan faktor relasional penting dalam terapi
3.        Tidak memberikan wawasan
4.        Mengobati gejala dan bukan penyebab

DAFTAR PUSTAKA

Corey, G. (1997). Konseling dan terapi. Bandung: Refika Aditama.
Dahlan, M. D. (1985). Beberapa pendekatakan dalam penyuluhan (konseling). Bandung: CV Diponegoro.
Latipun. (2001). Psikologi konseling. Malang: UMM Press.  
Roberts, A. R., & Greene, G. J. (2012). Social workers desk reference. English: Oxford University, Inc.
Winkel, W. S. (1988). Bimbingan konseling di institusi pendidikan. Yogyakarta: Grasiondo Persada.








0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates