TERAPI BEHAVIOR
A.
Pengertian Terapi
Behavior
Istilah
behavior sama dengan istilah tingkah laku yang banyak membicarakan tentang
perilaku-perilaku manusia sebagai hasil dari proses belajar.
Corey (1997) menjelaskan bahwa
behavior adalah pendekatan-pendekatan terhadap konseling dan psikoterapi yang
berkaitan dengan pengubahan tingkah laku. Pendekatan, teknik dan prosedur yang
dilakukan berakar
pada berbagai teori tentang belajar
Pelopor-pelopor
aliran behavior pada dasarnya berpegang pada keyakinan bahwa perilaku manusia
merupakan hasil dari proses belajar, oleh karena itu dapat diubah
dengan belajar baru (Winkel, 1988).
Terapi
behavior adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh
dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhankebutuhan hidup, yang
dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih
efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan
cara yang lebih efektif dan efisien. Aktivitas inilah yang disebut sebagai
belajar.
B.
Masalah Terapi Behavior
Masalah-masalah
dalam terapi behavior adalah perilaku-perilaku yang tidak sesuai dengan
harapan, artinya kebiasaankebiasaan negatif atau tidak tepat (Latipun, 2001). Perilaku seperti
ini merupakan hasil dari interaksi yang salah dengan lingkungannya, sehingga
mengakibatkan penyimpangan perilaku.
Jadi, perilaku yang tidak
sesuai dengan harapan dan tingkah laku yang sama sekali berbeda dengan perilaku
normal merupakan masalah-masalah dalam terapi behavior.
C.
Tujuan Terapi Behavior
Dalam
setiap pemberian terapi tentu saja mengharapkan sebuah hasil yang tampak dari
terapi tersebut. Dalam terapi behavior yang memfokuskan pada persoalan-persoalan
perilaku spesifik atau perilaku menyimpang bertujuan untuk menciptakan kondisi
kondisi baru bagi proses belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku adalah
dipelajari termasuk tingkah
laku yang maladaptif (Corey, 1997).
Berkaitan
dengan definisi di atas, dapat diambil secara umum bahwa tujuan terapi behavior
adalah:
1.
Menghapus pola tingkah
laku maladaptif
2.
Membantu balajar tingkah
laku konstruktif
3.
Merubah tingkah laku
D.
Ciri-ciri Terapi
Behavior
Corey,
George, & Cristiani (dalam
Latipun, 2001) mengemukakan ciri-ciri terapi behavior, yaitu:
1.
Berfokus pada tingkah
laku yang tampak dan spesifik
2.
Memerlukan kecermatan
dalam perumusan tujuan terapeutik
3.
Mengembangkan prosedur
perlakuan spesifik sesuai dengan masalah klien
4.
Penafsiran objektif atas
tujuan terapeutik
E. Langkah-Langkah
Terapi Behavior
Terapi
behavior beranggapan bahwa kondisi klien merupakan akibat dari stimulus
konselor, dengan begitu konselor dalam setiap mengadakan konseling harus
mempunyai langkahlangkah yang jelas dan tepat untuk lebih mudah memberikan
stimulus kepada klien, sehingga klien dengan mudah dan cepat merasakan stimulus
yang diberikan.
F. Karakteristik
Tingkah Laku
Menurut Dahlan (1985) adapun
karakteristik tingkah laku, yaitu:
1.
Didasarkan pada teori
yang dirumuskan secara tepat dan konsisten yang mengarah kepada kesimpulan yang
dapat diuji.
2.
Berasal dari hasil penelaahan
eksperimental yang secara khusus direncanakan untuk menguji teoriteori dan
kesimpulannya.
3.
Memandang simtom sebagai
respon bersyarat yang tidak sesuai.
4.
Memandang simtom sebagai
bukti adanya kekeliruan hasil belajar.
5.
Menganggap penyembuhan
gangguan neurosis itu sebagai pembentukan kebiasaan yang baru.
6.
Penyembuhan simtom itu
langsung dengan jalan memahami respon bersyarat yang keliru dan membentuk respon
bersyarat yang diharapkan.
G. G. Teknik-Teknik
Terapi Behavior
Untuk mencapai tujuan dalam proses konseling
diperlukan teknik-teknik yang digunakan. Untuk pengubahan perilaku ada sejumlah
teknik yang dapat dilakukan dalam terapi behavior, yaitu:
1.
Desensitisasi sistematis
Teknik relaksasi yang digunakan untuk menghapus
perilaku yang diperkuat secara negatif biasanya berupa kecemasan, dan
mnyertakan respon yang berlawanan dengan perilaku yang akan dihilangkan dengan
cara memberikan stimulus yang berangsur dan santai.
2.
Terapi impolsif
Terapi
implosif dikembangkan atas dasar pandangan tentang seseorang yang secara
berulangulang dihadapkan pada situasi kecemasan dan
konsekuensi-konsekuensi yang menakutkan ternyata tidak muncul, maka kecemasan
akan hilang. Atas dasar itu klien diminta untuk membayangkan stimulus-stimulus
yang menimbulkan kecemasan.
3.
Latihan perilaku asertif
Latihan
perilaku asertif digunakan untuk melatih individu yang mengalami kesulitan
untuk menyatakan dirinya bahwa tindakannya layak atau benar.
4.
Pengkondisian aversi
Teknik
pengkondisian diri digunakan untuk meredakan perilaku simptomatik dengan cara
menyajikan stimulus yang tidak menyenangkan, sehingga perilaku yang tidak
dikehendaki tersebut terhambat kemunculannya.
5.
Pembentukan perilaku
model
Perilaku model digunakan untuk membentuk perilaku baru
pada klien, memperkuat perilaku yang sudah terbentuk dengan menunjukkan kepada
klien tentang perilaku model, baik menggunakan model audio, model fisik atau
lainnya yang dapat teramati dan dipahami jenis perilaku yang akan dicontoh.
6.
Kontrak perilaku
Kontrak perilaku adalah
persetujuan antara dua orang atau lebih (konselor dan klien) untuk mengubah
perilaku tertentu pada klien. Dalam terapi ini konselor memberikan ganjaran
positif dipentingkan daripada memberikan hukuman jika kontrak tidak berhasil.
7.
Flooding
Flooding
merupakan teknik di mana terjadi pemunculan stimulus yang menghasilkan
kecemasan secara berulang-ulang tanpa pemberian reinforcement. Klien akan
membayangkan situasi dan terapis berusaha mempertahankan kecemasan klien
tersebut. Flooding bersifat lebih ringan karena situasi yang menimbulkan
kecemasan tidak menyebabkan konsekuensi yang parah.
8.
Token ekonomi
Teknik ini dapat diberikan
apabila persetujuan dan penguatan lainnya tidak memberikan kemajuan pada
tingkah laku klien. Metode ini menekankan penguatan yang dapat dilihat dan
disentuh oleh klien yang dapat ditukar oleh klien dengan objek atau hak istimewa
yang diinginkannya. Token ekonomi dapat dijadikan pemikat oleh klien untuk
mencapai sesuatu.
9. Operant conditioning
Tingkah laku operan menjadi ciri
organisme yang aktif yang beroperasi di lingkungan untuk menghasilkan
akibat-akibat, merupakan tingkah laku yang paling berarti dalam kehidupan
sehari-hari (misalnya, membaca, berbicara, berpakaian, makan, bermain). Jika
suatu tingkah laku diganjar maka probabilitas kemunculan kembali tingkah laku
tersebut dimasa mendatang tinggi.
Prinsip perkuatan yang
menerangkan pembentukan, pemeliharaan, atau penghapusan pola-pola tingkah laku
merupakan inti dari pengkondisian operan. Terdapat dua jenis reinforcement,
yaitu:
a.
Positive
reinforcement
Pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan
ganjaran atau perkuatan segera setelah tingkah laku yang diharapkan muncul,
merupakan suatu cara yang ampuh untuk mengubah tingkah laku. Biasanya suatu
peristiwa yang bila hadir mengikuti suatu perilaku tertentu dapat menyebabkan
perilaku tersebut akan diulangi.
b.
Negative
reinforcement
Penguatan berdasarkan prinsip bahwa frekuensi respons
meningkat karena diikuti dengan penghilangan stimulus yang merugikan (tidak
menyenangkan). Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain: menunda atau tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak
senang.
10. Eye Movement Desensitisasi and Reprocessing (EMDR)
Gerakan mata dan pengolahan
desensitisasi (EMDR) adalah bentuk paparan konseling yang melibatkan imaginal,
restrukturisasi kognitif, gerakan mata berirama dan merancang hal lain untuk
mengobati klien yang mengalami stres traumatic, populasi termasuk anak-anak
korban pelecehan seksual, veteran perang, korban kejahatan, korban perkosaan,
korban kecelakaan, individu yang berhubungan dengan kecemasan, panik, depresi,
kesedihan, kecanduan, dan fobia.
11. Eksposur terapi
Intervensi perilaku yang
melibatkan pengaktifan trauma melalui penggunaan ingatan atau tanda yang
berkaitan. Eksposur harus berlangsung cukup lama untuk memungkinkan level
kecemasan klien berkurang.
H.
Kelebihan Terapi Behavior
1.
Pembuatan tujuan
terapi diawal dijadikan acuan keberhasilan proses terapi
2.
Memiliki berbagai
macam teknik yang teruji dan selalu diperbaharui
3.
Waktu relatif singkat
4.
Kolaborasi yang baik
antara terapis dan klien dalam penetapan tujuan da pemilihan teknik
I.
Kelemahan Terapi Behavior
1.
Dapat mengubah
perilaku tetapi tidak mengubah perasaan
2.
Mengabaikan faktor
relasional penting dalam terapi
3.
Tidak memberikan
wawasan
4.
Mengobati gejala dan
bukan penyebab
DAFTAR PUSTAKA
Corey, G. (1997). Konseling dan terapi. Bandung: Refika
Aditama.
Dahlan, M. D. (1985). Beberapa pendekatakan dalam penyuluhan
(konseling). Bandung: CV Diponegoro.
Latipun. (2001). Psikologi konseling. Malang: UMM Press.
Roberts, A. R., & Greene, G.
J. (2012). Social workers desk reference.
English: Oxford University, Inc.
Winkel, W. S. (1988). Bimbingan konseling di institusi pendidikan.
Yogyakarta: Grasiondo Persada.
0 komentar:
Posting Komentar