Subscribe:

Pages

Jumat, 07 Oktober 2016

#SIP PENGERTIAN INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

A. INFORMASI 




a. Pengertian Informasi

Istilah informasi sering kita soroti dalam lingkup teknologi, seperti istilah teknologi informasi yang umum kita ketahui. Namun informasi memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam teknologi. Meskipun kenyataannya tidak bisa kita pungkiri bahwa informasi ini memiliki kaitan erat dengan teknologi, karena dengan perkembangan teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat, karena itu tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk sebuah era yaitu “era Informasi”.

Secara etimologi, kata informasi ini berasal dari kata bahasa Perancis kuno “informacion” mengambil istilah dari bahasa Latin, yaitu “informationem” yang berarti konsep, ide atau garis besar. Informasi ini merupakan kata benda dari “informare” yang berarti aktivitas dalam pengetahuan yang dikomunikasikan.

Informasi bisa menjadi fungsi penting  dalam membantu mengurangi rasa cemas pada seseorang. Menurut pendapat Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak memiliki informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Berikut adalah definisi informasi menurut beberapa ahli:

• Joner Hasugian : Sebuah konsep yang universal dalam jumlah muatan yang besar, meliputi banyak hal dalam ruang lingkupnya masing-masing dan terekam pada sejumlah  media.

• Kenneth C. Laudon : Data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia.

• Anton M. Moelino : Penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita. Informasi juga merupakan keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan.

• Claude E. Shannon dan Warren Weaver : Energi yang terpolakan, yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan dari kemungkinan pilihan-pilihan yang ada.

• Gordon B. Davis : Data yang telah dirposes/diolah ke dalam bentuk yang sangat berarti untuk penerimanya dan merupakan nilai yang sesungguhnya atau dipahami dalam tindakan atau keputusan yang sekarang atau nantinya.

• Robert G. Murdick : Informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah/ diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan/ penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan.

• Kusrini : Data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi pengguna, yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ni atau mendukung sumber informasi.

• Davis : Data yang telah diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

• Firmanzah : Data dan angka yang sudah diberi makna dan nilai.

• Jeremy Pope : Informasi adalah kekuasaan. Semakin banyak orang memiliki informasi, pembagian kekuasaan akan semakin luas.

• Abdul Kadir (2002: 31) : Data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut. 

• Azhar Susanto (2004: 46) : Hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat.

• Burch dan Strater : Pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.

• George R. Terry : Data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna.

• Jogianto (2004: 8) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi : Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya.

• Lani Sidharta (1995: 28) : Data yang disajikan dalam bentuk yang berguna untuk membuat keputusan.

• Anton M. Meliono (1990: 331) : Data yang telah diproses untuk suatu tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah untuk menghasilkan sebuah keputusan.

• George H. Bodnar (2000: 1) : Data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

• Tata Sutabri : Data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

• Jogiyanto HM (1999: 692) : Hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian – kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.

• Raymond Mc. Leod : Data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat  ini atau mendatang.

• Yusup (2009: 11) : Suatu rekaman fenomena yang diamati,atau bisa juga berupa putusan-putusan yang dibuat seseorang. Sebuah fenomena akan menjadi informasi jika ada yang melihatnya atau menyaksikannya atau bahkan mungkin merekamnya. Hasil kesaksian atau rekaman dari orang yang melihat atau menyaksikan peristiwa atau fenomena itulah yang dimaksud informasi, jadi dalam hal ini informasi lebih bermakna berita.

Berdasarkan pengertian informasi menurut para ahli yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta-fakta yang telah diolah menjadi bentuk data, sehingga dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh siapa saja yang membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. 

Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini masih memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari sebuah berita dapat juga dikatakan sebagai informasi. Lain halnya dalam ilmu komputer, informasi adalah data yang disimpan, diproses atau ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep informasi tersebut sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman maupun instruksi. 

Dari pengertian lainnya informasi adalah data yang telah diberi makna. Misalnya, dokumen berupa spreadsheet (Ms. Excel) biasa digunakan untuk membuat informasi dari data yang ada didalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan salah satu bentuk informasi, sedangkan angka yang terdapat didalamnya adalah data yang telah diproses sehingga bisa digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya dan pada akhirnya sifat informasi ini adalah bisa menambah pengetahuan atau wawasan terhadap seseorang.

Sumber informasi adalah data. Data itu berupa fakta kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Yang kemudian data tersebut diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi, kemudian penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang kemudian menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan menimbulkan sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sabagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus informasi ini dapat digambarkan sebagai berikut :



b. Jenis-Jenis Informasi 

1. Informasi berdasarkan fungsi & kegunaan, ialah informasi yang berdasarkan materi dan kegunaannya. Informasi jenis ini antara lain adalah:

⇒ Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya: sebuah kejadian dan pendidikan.
⇒ Informasi yang mengajari pembaca, sebagai contoh misalnya sebuah makalah yang isinya adalah sebuah tutorial atau cara memasak, sebuah artikel tentang bagaimana cara memasak yang baik.
⇒ Informasi berdasarkan format penyajian, yakni informasi yang dibedakan berdasarkan bentuk penyajian informasinya. 
Contohnya: informasi dalam bentuk tulisan (isinya bisa dalam bentuk kolom, baris, gambar dan lain-lain).

2. Informasi berdasarkan format penyajian, merupakan informasi yang berdasarkan bentuk penyajian. Informasi jenis ini, antara lain berupa tulisan teks, gambar karikatur, foto, ataupun lukisan abstrak.

3. Informasi berdasarkan lokasi kejadian, merupakan informasi yang berdasarkan lokasi kejadian yang sedang berlangsung, baik informasi dari dalam negeri maupun informasi dari luar negeri.

4. Informasi berdasarkan bidang kehidupan, merupakan informasi yang berdasarkan bidang-bidang kehidupan yang ada, contohnya pendidikan, gaya hidup, olahraga dan lain-lain.

5. Informasi berdasarkan penyampaian

• Informasi yang disediakan secara berkala.
• Informasi yang disediakan secara tiba-tiba.
• Informasi yang disediakan setiap saat.
• Informasi yang dikecualikan.
• Informasi yang diperoleh berdasarkan permintaan.

c. Ciri-Ciri Informasi

• Relevan, artinya informasi tersebut harus mempunyai manfaat oleh penggunanya.

• Akurat, artinya informasi tersebut harus bebas dari kesalahan-kesalahan & harus jelas maksud dan tujuannya.

• Tepat pada waktunya, artinya informasi yang diterima tidak boleh telat.

• Konsisten, artinya informasi yang diterima harus sesuai dengan data yang sebenarnya dan tidak mengalami perubahan.

d. Sumber-Sumber Informasi

Sumber informasi berperan penting bagi seseorang dalam menentukan sikap atau keputusan bertindak. Sumber informasi itu ada di mana-mana, di pasar-pasar, sekolah, rumah, lembaga-lembaga suatu organisasi komersial, buku-buku, majalah, surat kabar, perpustakaan dan tempat-tempat lainnya. Intinya dimana suatu benda atau peristiwa berada, di sana bisa tercipta informasi yang kemudian direkam dan disimpan melalui media cetak ataupun media elektronik.


Menurut Yusup (2009: 31) sumber-sumber informasi banyak jenisnya. Buku, majalah, surat kabar, radio, tape recorder, CD-ROM, disket komputer, brosur, pamplet, dan media rekaman informasi lainnya merupakan tempat disimpannya informasi atau katakanlah sumber-sumber informasi, khususnya informasi terekam.




Perpustakaan merupakan tempat yang menyediakan sumber-sumber informasi mulai dari informasi tercetak, seperti buku, majalah, novel, jurnal dan lain-lain sampai informasi yang berbentuk digital seperti internet. Internet memberikan kemudahan dalam mencari informasi karena memberikan fasilitas mesin pencari (search engine) dengan akses tanpa batas. Kekayaan akan informasi yang sekarang tersedia di internet telah lebih mencapai harapan dan bahkan imajinasi dari para penemu sistem yang pertama. Dengan menggunakan internet kita dapat mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan sedang berkembang secara cepat sekali.

e. Manfaat Informasi

Informasi itu sangat beragam, baik dalam jenis, tingkatan maupun bentuknya. Manfaat informasi bagi setiap orang berbeda-beda. Adapun manfaat dari informasi menurut Sutanta (2003: 11) adalah :

1. Menambah pengetahuan 

Adanya informasi akan menambah pengetahuan bagi penerima yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mendukung proses pengambilan keputusan. 

2. Mengurangi ketidakpastian pemakai informasi 

Informasi akan mengurangi ketidakpastian karena apa yang akan terjadi dapat diketahui sebelumnya, sehingga kemungkinan menghindari keraguan pada saat pengambilan keputusan. 

3. Mengurangi resiko kegagalan 

Adanya informasi akan mengurangi resiko kegagalan karena apa yang akan terjadi dapat diantisipasi dengan baik, sehingga kemungkinan terjadinya kegagalan akan dapat dikurangi dengan pengambilan keputusan yang tepat. 

4. Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan 

Mengurangi keanekaragaman yang tidak diperlukan akan menghasilkan keputusan yang lebih terarah. 

5. Memberikan standar, aturan-aturan, ukuran-ukuran, dan keputusan untuk menentukan pencapaian, sasaran dan tujuan

Pendapat di atas menunjukkan bahwa informasi akan memberikan standar, aturan dan keputusan yang lebih terarah untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara lebih baik berdasarkan informasi yang diperoleh. Informasi juga dapat mengurangi ketidakpastian dan menambah pengetahuan dan wawasan.

f. Perilaku Pencarian Informasi 

Perilaku pencarian informasi ada karena adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan informasi. Perilaku pencarian informasi merupakan tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Tindakan setiap orang dalam memenuhi kebutuhan informasinya pasti berbeda. Menurut Krikelas dalam Bintoro “yang disebut perilaku pencarian informasi adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhannya."

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Saepuddin (2009) menyatakan bahwa “perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan pesan untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan."

Menurut Wilson (2000: 49) perilaku pencarian informasi adalah "information searching behavior is the ‘micro-level’ of behavior employed by the searcher in interacting with information systems of all kinds. It consists of all the interactions with the system, wheter at the level of human computer interaction (for example, use of the mouse and clicks on links) or at the intellectual level (for exmple, adopting a boolean search strategy or determining the criteria for deciding which of two books selected from adjacent places on a library shelf is most useful), which will also involve mental acts, such as judging the relevance of data or information retrieved."

Information searching behaviour adalah perilaku pencarian informasi ditingkat mikro yang digunakan pencari ketika berinteraksi dengan sistem informasi. Perilaku ini berinteraksi dengan sebuah sistem informasi apakah dengan berinteraksi langsung dengan orang yang ahli dengan menggunakan mouse atau tindakan meng-klik sebuah link atau melakukan pencarian informasi dengan cara intelektual seperti melakukan penelusuran menggunakan strategi boolean atau menentukan kriteria untuk menyeleksi buku yang letaknya berdekatan menurut nomor urut di rak buku perpustakaan. Juga perilaku pencarian seperti menafsir ketepatan data atau menemukan kembali informasi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku pencarian informasi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mencari, mengumpulkan dan memakai informasi yang dibutuhkan oleh pengguna baik yang berkaitan dengan pekerjaan, tugas, maupun kepentingan pribadi atau kelompok.

g. Model Perilaku Pencarian Informasi

Model perilaku pencarian informasi merupakan kerangka ataupun langkah-langkah dalam melakukan pencarian informasi. 

Menurut Wilson (2000: 49), setiap analisis literatur perilaku mencari informasi harus didasarkan pada beberapa model umum yang dapat disebut perilaku informasi yang mencari informasi. Model yang ditunjukkan pada gambar di bawah menempatkan konsep-konsep kebutuhan informasi, pencarian informasi, pertukaran informasi, dan informasi yang digunakan dalam diagram alir dapat dilihat sebagai memetakan perilaku seorang individu yang dihadapkan dengan kebutuhan untuk mencari informasi.

Model teori perilaku informasi menurut Wilson (2000:49) :




Model di atas menjelaskan bahwa pengguna informasi ada karena kebutuhan informasi, sehingga pencarian informasi pun dilakukan. Informasi dapat dicari di sistem informasi maupun sumber yang lainnya. Apabila pencarian sukses dan memuaskan pengguna, maka informasi tersebut akan diteruskan ke orang lain. Model ini menunjukkan bahwa perilaku pencarian informasi melibatkan orang lain untuk pertukaran informasi dan informasi tersebut digunakan untuk kepentingan sendiri maupun orang lain.

Menurut Ellis yang dikutip oleh Wilson (2000: 52) memperkenalkan 6 kelompok kegiatan dalam perilaku pencarian informasi. Enam kelompok kegiatan pencarian informasi itu adalah :

1. Starting 

Merupakan kegiatan yang dilakukan pengguna informasi pertama kali/ memulai menemukan informasi, misalnya bertanya langsung kepada pakar atau ahli. 

2. Chaining 

Merupakan tahap kedua dari kegiatan pencarian informasi. Dalam tahap ini pengguna informasi menggunakan catatan kaki dan rujukan dari materi (literatur) untuk menemukan sumber informasi lain yang membahas topik yang sama dengan kebutuhan. 

3. Browsing 

Dalam tahap ini, pengguna informasi melakukan pencarian informasi semi terarah atau terstruktur yang mengarah kepada informasi yang dibutuhkan. Pencarian ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar isi sebuah jurnal, abstrak sebuah penelitian atau menelusur jajaran buku di rak perpustakaan dengan subjek atau topik yang sudah ditentukan. 

4. Differentiating 

Tahap ini pengguna informasi menilai dan memilih sumber informasi yang relevan dengan kebutuhan informasi. Dalam hal ini pengguna harus mempunyai kemampuan untuk membedakan sumber-sumber informasi yang paling relevan dengan kebutuhan informasi. 

5. Monitoring 

Pengguna informasi harus tetap memperhatikan informasi terbaru. Hal ini penting untuk menjaga kemutakhiran dari informasi. 

6. Extracting 

Pengguna informasi mengidentifikasi secara efektif apakah sumber informasi relevan dengan kebutuhan informasi 

       Keenam kelompok kegiatan itu tidak mesti dilakukan secara berurutan dan pengguna informasi tidak melakukannya secara satu persatu. Bisa saja seorang pengguna informasi melakukan sesuatu yang termasuk kelompok kegiatan chaining sekaligus melakukan sesuatu yang termasuk kegiatan browsing. Wilson (1996) mengusulkan diagram berikut dibawah ini untuk menggambarkan hubungan antar kelompok kegiatan tersebut dalam urutan :



Kegiatan pencarian informasi menurut Ellis tidak selalu dilakukan satu persatu secara berurut. Adakalanya ketika seseorang melakukan pencarian informasi dalam tahap chaining juga melakukan browsing dan monitoring.

h. Faktor Pencarian Informasi

Ada beberpa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan pencarian informasi. Menurut Wilson yang dikutip oleh Pendit (2008: 3) ada beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi, yaitu:

1. Kondisi psikologis seseorang 

Bahwa seseorang yang sedang risau akan memperlihatkan perilaku informasi yang berbeda dibandingkan dengan seseorang yang sedang gembira. 

2. Demografis 

Dalam arti luas menyangkut kondisi sosial-budaya seseorang sebagai bagian dari masyarakat tempat ia hidup berkegiatan. Kita dapat menduga bahwa kelas sosial juga dapat mempengaruhi perilaku informasi seseorang, walau mungkin pengaruh tersebut lebih banyak ditentukan oleh akses seseorang ke media perantara. Perilaku seseorang dari kelompok masyarakat yang tak memiliki akses ke internet pastilah berbeda dari orang yang hidup dalam fasilitas teknologi melimpah.

3. Peran seseorang di masyarakatnya 

Khususnya dalam hubungan interpersonal, ikut mempengaruhi perilaku informasi. Misalnya, peran menggurui yang ada di kalangan dosen akan menyebabkan perilaku informasi berbeda dibandingkan perilaku mahasiswa yang lebih banyak berperan sebagai pelajar. Jika kedua orang ini berhadapan dengan pustakawan, peran-peran mereka akan ikut mempengaruhi cara mereka bertanya, bersikap, dan bertindak dalam kegiatan mencari informasi. 

4. Lingkungan 

Dalam hal ini adalah lingkungan terdekat maupun lingkungan yang lebih luas. 

5. Karakteristik sumber informasi 

Karakter media yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan informasi. 

Kelima faktor di atas menurut Wilson akan sangat mempengaruhi bagaimana akhirnya seseorang mewujudkan kebutuhan informasi dalam bentuk perilaku informasi. Faktor lain yang juga ikut menentukan perilaku pencarian informasi seseorang, yaitu bagaimana pandangan seseorang terhadap resiko dan imbalan yang akan diperoleh jika ia benar-benar melakukan pencarian informasi. Resiko yang dimaksudkan, yaitu hambatan yang dihadapi untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan diantaranya biaya, kemudahan akses, waktu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan.

B. SISTEM 




a. Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut para ahli :

• Fat : Suatu himpunan suatu benda nyata atau abstrak yang terdiri dari bagian-bagian atau  komponen-komponen yang saling berkaitan, berhubungan, berketergantungan, saling mendukung, yang secara keseluruhan bersatu dalam satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif.

• Indrajit (2001: 2) : Kumpulan dari komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya.

• Jogianto : Kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.

• Murdick R. G (1991: 27) : Seperangkat elemen yang membentuk kumpulan atau prosedur pengolahan yang mencari suatu tujuan tertentu.

• Jerry Futz Gerald (1981: 5) : Jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

• Davis G. B (1991: 45) : Kumpulan elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.

• Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo (1984: 78) : Sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional.

• Lani Sidharta (1995: 9) : Himpunan dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bersama mencapai tujuan yang sama.

• Bennet (2010: 22) : Suatu kumpulan yang kompleks dan saling berinteraksi apabila mereka menjadi satu kesatuan.

• O’Brien dan Marakas (2008: 24) : Sekumpulan komponen yang saling terkait, dengan batas jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses transformasi terorganisir.

• Murdik (2002) : Seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur atau bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan informasi atau energi atau barang.

• Ludwig Von Bartalanfy : Seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

• Anatol Raporot : Suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

• L. Ackof : Setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau melakukan sasaran tertentu.

b. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu mempunyai komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan, keluaran, tujuan (Jogiyanto, 1999:3). Adapun pengertian dari masing-masing karakteristik Sistem tersebut adalah sebagai berikut :

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Jadi, dapat dibayangkan jika dalam suatu sistem ada subsistem yang tidak berjalan/berfungsi sebagaimana mestinya. Tentunya sistem tersebut tidak akan berjalan mulus atau mungkin juga sistem tersebut rusak sehingga dengan sendirinya tujuan sistem tersebut tidak tercapai.

2. Batasan Sistem

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan menggangu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem

Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supersistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolahan yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

8. Sasaran atau Tujuan Sistem

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang dihasilkan sistem. Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran, kalau tidak mempunyai sasaran maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

c. Syarat-Syarat Sistem 

• Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan masalah. 
• Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. 
• Adanya hubungan diantara elemen sistem. 
• Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada elemen sistem. 
• Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen. 

d. Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut ini :

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system) 

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dan lain sebagainya. 

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system) 

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system. Sistem informasi merupakan contoh man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system) 

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system) 

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja. 

C. SISTEM INFORMASI
a. Pengertian Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah kombinasi dari sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi) yang akan memproses data menjadi informasi untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan (kadir, 2003:10). Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan unuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Dengan kata lain, Sistem informasi merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung pembuatan keputusan dan melakukan kontrolterhadap jalannya perusahaan. (Budi Sutedja, 2006: 11).


b. Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen­komponen yang disebut blok bangunan, yang terdiri dari komponen input, komponen model, komponen output, komponen teknologi, komponen hardware, komponen software, komponen basis data, dan komponen kontrol. Semua komponen tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain membentuk suatu kesatuan untuk mencapai sasaran.

1. Komponen input 

Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen­ dokumen dasar. 

2. Komponen model 

Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 

3. Komponen output 

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. 

4. Komponen teknologi 

Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi, Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 

5. Komponen hardware 

Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Yang berfungsi sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi. 

6. Komponen software 

Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi. 

7. Komponen basis data 

Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System)

8. Komponen kontrol 

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur air, debu, kecurangan, kegagalan­ istem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal­hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan­kesalahan dapat langsung cepat diatasi.




c. Elemen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik.

1. Orang

Orang atau personil yang dimaksudkan yaitu operator komputer, analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi.

2. Prosedur 
Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer. 

3. Perangkat keras 
Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan, peralatan penyiapan data, dan terminal masukan).




4. Perangkat lunak 


Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama : 

a. Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang memungkinkan pengoperasian sistem komputer. 

b. Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan. 

c. Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi. 

5. Basis data 

File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, dan lain sebagainya.

6. Jaringan komputer 

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel­ atau tanpa kabel sehingga meungkinkan pengguna jaringan komputer saling bertukar dokumen dan data. 

7. Komunikasi data 

Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputerkomputer dan piranti­piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer­komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.

d. Klasifikasi Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lain karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut. Oleh karena itu, sistem dapat di klasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya :

• Sistem abstrak atau sistem fisik 

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide­ide yang tidak tampak secara fisik,misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem secara fisik, misalnya sistem komputer. 

• Sistem alamiah dan sistem buatan manusia 

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat oleh manusia, misalnya sistem perputaran bumi. 

Sistem buatan manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin, yang disebut human machine system. Sistem informasi berbasis internet merupakan contoh human machine system karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

• Sistem deterministik dan sistem probabilistik 

Sistem deterministik adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi. 

Sistem probabilistik dalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilistik. 

• Sistem terbuka dan sistem tertutup 

Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan di pengaruhi oleh lingkunagn luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk subsistem lainnya. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak terhubung dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa campur tangan pihak luar.

e. Arsitektur Sistem Informasi 

Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi masing­masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisiendiperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing­masing organisasi. Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak lain untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi.

Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi faktor efisiensi setiap sistem adalah berbeda.

Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan­ tingkatan sebagai berikut :

Tingkat I  : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan.
Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya.
Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem.
Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan design.
Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan semula.
Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai dengan hasil evaluasi yang ada.

D. PSIKOLOGI



a. Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis.




Ada banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang pengertian psikologi, diantaranya:

• Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13 (1990) : Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan binatang baik yang dapat dilihat  secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.

• Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

• Muhibbin Syah (2001) : Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara, duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak disadari.

Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan demikian objek ilmu psikologi sangat luas. Karena luasnyaobjek yang dipelajari psikologi, maka dalam perkembangannya ilmu psikologi dikelompokkan dalam beberapa bidang, yaitu :

• Psikologi perkembangan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku yang terdapat pada tiap-tiap tahap perkembangan manusia sepanjang rentang kehidupannya.

• Psikologi pendidikan, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam situasi pendidikan.

• Psikologi sosial, ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan masyarakat sekitarnya.

• Psikologi industri, ilmu yang mempelajari tingkah laku yang muncul dalam dunia industri dan organisasi.

• Psikologi klinis, ilmu  yang mempelajari tingkah laku manusia yang sehat dan tidak sehat, normal dan tidak normal, dilihat dari aspek psikisnya.

b. Tujuan Psikologi

Plotnik (2005: 4) mendeskripsikan tujuan dari psikologi sebagai berikut :

- Tujuan pertama psikologi adalah mendeskripsikan berbagai macam cara perilaku organisme.

- Tujuan kedua psikologi adalah menjelaskan sebab-sebab dari perilaku.

- Tujuan ketiga psikologi adalah memrediksikan bagaimana organisme akan berperilaku dalam suatu situasi tertentu.

- Tujuan keempat psikologi adalah mengontrol perilaku makhluk hidup.


Daftar Pustaka

Basuki, A. M. H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Dakir. (1993).  Dasar-dasar psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fatta, H. A. (2007). Analisis dan perancangan sistem informasi untuk keunggulan bersaing perusahaan dan organisasi modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Gaol, C. J. L. (2008). Sistem informasi manajemen. Jakarta: PT Grasindo.

Hutahaean, J. (2014). Konsep sistem informasi. Yogyakarta: Deepublish.

Wiryanto. (2004). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: Grasindo.

Yulianto, A. A., & Fitriani, A. R. (2008). Sistem informasi manajemen. Jakarta: Salemba Empat. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates