1.
DEFINISI
KOMUNIKASI
Kata komunikasi berasal dari bahasa
Latin, “communicatio” yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran.
Adapun beberapa definisi komunikasi dari
para ahli sebagai berikut:
a.
Carl I. Hovland
Proses dimana seseorang individu atau komunikator
mengoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun
non-verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.
b.
Theodorson dan
Thedorson
Penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau
emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.
c.
Edwin Emery
Seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang
kepada orang lain.
d.
Delton E. Mc
Farland
Suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia.
e.
Willian Albig
Proses sosial, dalam arti pelemparan pesan/ lambang
yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan
berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.
f.
Charles H.
Cooley
Suatu mekanisme hubungan antarmanusia dilakukan
dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan
menyimpan dalam waktu.
g.
A. Winnet
Proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada
penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau
tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.
h.
Stewart L. Tubbs
& Sylvia Moss
Proses makna diantara dua orang atau lebih.
Berdasarkan beberapa definisi diatas,
dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses interaksi yang dilakukan
oleh komunikator dengan maksud menyebarkan informasi, sehingga dapat mengubah
perilaku orang lain.
2.
DIMENSI-DIMENSI
KOMUNIKASI
Empat dimensi dari proses komunikasi
diantaranya:
a.
Isi
C biasanya berbicara kepada D tentang
sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu
percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari
komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan
ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga
dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat
membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan
fakta atau merupakan perasaan.
b.
Kebisingan
Kebisingan adalah tinggi rendahnya suara
yang terdengar dalam melakukan komunikasi.
Kita dapat menjumpai suara saluran seperti
gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan D sukar untuk mendengar apa
yang dikatakan oleh C, kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara
psikologis, seperti misalnya pikiran D tentang hal-hal lain, sehingga sekali
lagi adalah sukar bagi D untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata
yang dipergunakan oleh C di dalam cara sebagaimana C memahaminya.
c.
Jaringan
Jaringan adalah sejauh mana seseorang
meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan komunikasi. Diantaranya ada
komunikasi yang bergantung pada jaringan satelit. Biasanya kita berpikir bahwa
percakapan antara C dengan D adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam
itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang
dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa C dapat
berbicara dengan D hanya dengan melalui E atau F. Sebagaimana satu bab berikut
akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu
organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi
antar anggotanya satu sama lain.
d.
Arah Komunikasi
Komunikasi terdiri dari
2 macam arah, yaitu :
Komunikasi satu arah adalah hanya ada
satu orang berbicara menyampaikan infomasi untuk satu orang atau lebih
contohnya promosi produk tertentu atau guru dikelas.
Komunikasi dua arah adalah adanya
interaksi antara satu orang menyampaikan informasi satu orang atau lebih juga
ikut berbicara sehingga terciptanya interaksi untuk menyampaikan beberapa
informasi.
3. PEMAHAMAN UMUM
PERAN PSIKOLOGI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI
Dalam perjalanannya sebagai sebuah ilmu,
psikologi telah banyak memberikan kontribusi bagi perkembangan organisasi atau
perusahaan. Teori, hasil penelitian dan teknik-teknik atau metode tentang
perilaku organisasi telah banyak diaplikasikan oleh perusahaan dalam
meningkatkan kinerja dan produktivitas. Para lulusan psikologi yang berkarir dalam dunia bisnis juga telah
banyak menunjukkan peranan penting mereka dalam pengembangan sumber daya manusia
di perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja.
Ilmu psikologi berpusat pada manusia,
dan mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi,
sikap kerja, keterampilan, dengan berbagai macam teknik dan metode,
sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas
perusahaan.
Dengan adanya psikologi manajemen,
kinerja SDM akan terkontrol dengan baik dan tingkat produktivitas meningkat.
Manajemen Sumber Daya Manusia, disingkat
MSDM merupakan suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur sumber daya yang
dimiliki oleh individu dapat digunakan secara maksimal sehingga tujuan (goal)
menjadi maksimal. Manajemen SDM juga merupakan bidang ilmu manajemen yang
khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi. Unsurnya
adalah manusia yang merupakan tenaga kerja pada sebuah lembaga atau organisasi.
Dengan demikian fokus yang dipelajari manajemen sumber daya manusia ini
hanyalah masalah-masalah yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.
Manajemen SDM mempergunakan manusia
sebagai kajian materi yang digunakan dalam disiplin ilmu ini. Manusia merupakan
makhluk yang berperilaku sebab perilaku merupakan manifestasi kejiwaan diri
manusia. Disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan hal tersebut yakni psikologi.
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku yang merupakan manifestasi
kejiwaan manusia. Dengan demikian, kedua disiplin ilmu yakni Manajemen SDM dan
Psikologi memiliki relevansi terkait keduanya sama-sama mengkaji manusia. Hanya
saja, Manajemen SDM mempelajari manusia yang beraktivitas dalam suatu
organisasi atau perusahaan terkait dengan pencapaian tujuan organisasi atau
perusahaan. Selain itu, kajian ilmu psikologi juga akan memberikan kontribusi
terhadap disiplin ilmu Manajemen SDM dalam mempelajari tingkah laku manusia
serta aktivitas di dalam mengelola SDM yang mencakup fungsi perencanaan,
pengorganisasian, serta pengawasan dan pengarahan.
Proses perencanaan, pengorganisasian,
serta pengawasan dan pengarahan sumber daya manusia merupakan hal yang kompleks
sebab manusia mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan dan latar belakang
yang berbeda atau berlainan yang dibawa ke dalam organisasi. Oleh sebab itu,
perlu didukung dengan pengetahuan yang mengkaji komponen-komponen kejiwaan pada
manusia sebagai makhluk yang unik. Pengetahuan yang dimaksud yakni terdapat
dalam kajian ilmu psikologi.
Secara umum, berbagai teori, metode dan
pendekatan psikologi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang dalam perusahaan.
Salah satu hasil riset yang dilakukan terhadap para manager HRD menunjukkan
bahwa lebih dari 50% responden menyebutkan Psikologi Industri dan Organisasi
memberikan peran penting pada area-area seperti pengembangan manajemen SDM
(rekrutmen, seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan), motivasi
kerja, moral dan kepuasan kerja. 30% lagi memandang hubungan industrial sebagai
area kontribusi dan yang lainnya menyebutkan peran penting PIO pada desain
struktur organisasi dan desain pekerjaan.
Hasil riset tersebut di atas mungkin
hanya menggambarkan sebagian besar area di mana Psikologi dapat berperan. Satu
hal yang belum disebutkan di atas misalnya peran para psikolog dalam menangani
individu-individu yang mengalami masalah-masalah psikologis melalui Employees
Assistant Program (EAP) atau pun klinik-klinik yang dimiliki oleh perusahaan.
Penanganan individu yang mengalami masalah psikologis sangat besar pengaruhnya
terhadap produktivitas dan kinerja perusahaan. Hal tersebut sangatlah wajar
mengingat bahwa perusahaan digerakan oleh individu-individu yang saling
berinteraksi di dalamnya.
Daftar Pustaka
Fathoni, A. (2006). Organisasi dan manajemen sumber
daya manusia. Bandung: Rineka Cipta.
Pace, R. W., & Faules, D. F. (2006). Komunikasi
organisasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sendjaja, S. D. (2002). Pengantar komunikasi.
Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Suprapto, T. (2009). Pengantar teori & manajemen
komunikasi. Jakarta: MedPress.
Zarkasi, M. (1978). Psikologi manajemen. Jakarta:
Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar