Subscribe:

Pages

Sabtu, 15 Juli 2017

#PSIKOTERAPI ANALISIS KASUS TERAPI






KASUS:

Marvin Cruz merupakan seorang pria berusia 47 tahun. Ia mengalami fobia terhadap anak anjing. Kejadian ini berawal sejak ia berumur 5 atau 6 tahun, ia bersama temannya sedang bermain bola di belakang rumah, tiba-tiba datang seekor anak anjing kemudian menyerang tetangganya tersebut di bagian lengan dan kakinya, sampai harus mendapat ribuan jahitan.


Ketika ia berusia 47 tahun, ia menjalani terapi untuk mengatas fobianya tersebut. Seorang terapis membawa Marvin ke sebuah lapangan. Disitu terdapat seekor anak anjing. Ketika pertama melihatnya, Marvin langsung berlari ketakutan. Terapis langsung menyuruh Marvin untuk tetap di tempatnya dan membuat Marvin agar tetap tenang. Kemudian, anjing tersebut sedikit demi sedikit mendekat kearah Marvin dan menyuruh Marvin agar memegang anjing tersebut secara perlahan. Selama Marvin sangat takut, terapis memberikan dukungan kepada Marvin bahwa Marvin orang yang kuat dan bisa mengalahkan ketakutannya tersebut.

ANALISI KASUS:

Biasanya seorang anak akan mengalami ketakutan yang berhubungan dengan tantangan sehari-hari yang nyata. Begitu juga dengan diri Marvin, saat ia berusia 5 atau 6 tahun ia melihat seekor anak anjing menyerang tetangganya saat mereka tengah bermain sepak bola. Ketakutan ini didasarkan pada pengalaman yang kurang menyenangkan, sehingga terakumulasi sampai Marvin berusia 47 tahun. Ingatan akan anjing yang menggeram membuat anak merasa takut setiap kali berpapasan dengan hewan tersebut. Setiap ketakutan mempengaruhi kehidupan anak, yang membuat anak takut untuk bepergian jauh. Seorang anak dengan fobia memiliki kekhawatiran, bahkan saat sumber kekhawatiran tidak berada di dekatnya. Misalnya, seorang anak yang takut dengan anjing akan merasa terganggu saat berdekatan dengan anijng di jalan. Bahkan, ia selalu membayangkan anjing di dalam pikirannya. Fobia ini sulit diubah dan biasanya berlangsung selama bertahun-tahun (Woolfson, 2005).

Untuk mengatasi ketakutannya ini, ia menjalani terapi behavior. Menurut Gunarsa (2007) terapi perilaku ini bertujuan untuk menghilangkan perilaku maladaptif  dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif. Memusatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Ia menjalani salah satu terapi behavior, yaitu terapi eksposur.


Saat Marvin berusia 47 tahun, ia menjalani terapi eksposur. Terapi eksposur adalah suatu intervensi perilaku yang melibatkan pengaktifan trauma melalui penanganan ingatan atau tanda yang berkaitan. Eksposur berlangsung cukup lama dan memungkinkan level kecemasan klien berkurang (Roberts & Greene, 2002). Marvin dihadapkan langsung pada ketakutannya, yaitu anak anjing. Terapi menyuruh Marvin untuk melihat anjing tersebut, kemudian anjing tersebut secara perlahan di dekatkan dengan dirinya. Seketika, Marvin langsung berteriak dan tubuhnya gemetar saat dihadapkan langsung dengan anjing tersebut. Namun, terapis terus menenangkan Marvin agar tetap tenang dan memberi dukungan bahwa Marvin dapat mengalahkan ketakutannya. Terapis memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment, yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan klien.terapis berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkat laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosedur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkah laku yang baru dan adaptif. Goodstein (dalam Corey, 2009) juga menyebut peran terapis sebagai pemberi penguatan. Terapis menunjan perkembangan tingkah laku yang secara sosial layak dengan secara sisternatis memperkuat jenis tingkah laku klien. Minat perhatian, dan persetujuan terapis adalah penguat–penguat yang hebat bagi tingkah laku klien. Penguat–penguat tersebut bersifat interpersonal dan melibatkan bahasa, baik verbal maupun nonverbal. Terapis terus memberi sentuhan kepada Marvin saat ia ketakutan dan terus menyemangati Marvin secara verbal.

                                                                  DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, S. D. (2007). Konseling dan terapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Roberts, A. R., & Greene, G. J. (2012). Social workers desk reference. English: Oxford University, Inc.
Woolfson, R. C. (2005). Mengapa anakku begitu?. Jakarta: Erlangga.
Corey, 2009. (2009). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates