Subscribe:

Pages

Senin, 11 April 2016

Perkembangan Kesehatan Mental, Kepribadian Sehat, dan Konsep Kepribadian Menurut Fromm

A. Perkembangan Kesehatan Mental

Erich Fromm menyatakan bahwa manusia pada masa modern ini telah terpisah dari kesatuan prasejarah mereka dengan alam dan juga satu sama lain, namun mereka memiliki kekuatan akal, antisipasi, dan imajinasi. Manusia sadar pada hakikatnya mereka itu terisolasi, terasingkan, dan merasa kesendirian. Untuk mengatasi hal itu manusia berupaya untuk bersatu dengan alam dan kepada sesama manusia lain.

Fromm berkarya dalam bidang psikoanalisis dengan latar belakang studinya dalam bidang sosiologi. Ia mengemukakan bahwa manusia dipengaruhi oleh lingkungannya dari saat lahir. Manusia mempunyai pikiran rasional yang membedakannya dengan hewan.

Menurut Fromm, manusia memiliki motivasi untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan organik. Selain itu, manusia juga terdorong untuk berkuasa dan dapat merealisasikan cita-cita religius dan humanistik.

Tahapan perkembangan Fromm diperoleh sebagai hasil dari proses bersosialisasi. Penyesuain diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan dari dalam (batin) dan tuntutan-tuntutan dari luar. Ia mengembangkan karekter sosial dengan berpegang pada syarat-syarat masyarakat.


Orientasi produktif yang dikemukakan Fromm menunjukkan suatu sikap umum yang meliputi semua segi kehidupan, respon-respon intelektual, emosional, dan sensorik terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri.

B. Kepribadian Sehat

Menurut Fromm kepribadian yang sehat dapat dilihat dari kemampuannya dalam mengembangkan pikiran, kreatif, memandang diri dan dunia secara objektif, memiliki perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan orang lain, berakar di dunia, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.

Selain itu, kepribadian yang sehat juga dapat dinilai dari cara berhubungan dengan masyarakat yang dipenuhi dengan solidaritas, cinta, dan tidak menyakiti.

Kepribadian sehat sering disebut dengan orientasi produktif, produktif disini bukan berarti menghasilkan suatu barang, tetapi lebih kepada manusia yang dapat menggunakan semua tenaga dan potensinya, sesuai kapasitas dan kemampuan mereka. Orientasi yang digunakan Fromm serupa dengan kepribadian matang dari Allport dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Orientasi ini merujuk pada sikap umum yang meliputi semua segi kehidupan.

Ada empat segi tambahan dalam kepribadian sehat menurut Fromm, diantaranya :

a.              Cinta yang produktif

Cinta yang produtif bukan berarti cinta yang erotis, tetapi cinta persaudaraan (cinta kepada semua manusia) atau cinta keibuan (cinta dari ibu kepada anak). Cinta yang produktif menyangkut hubungan yang bebas dan setara dimana pasangan-pasangan kita dapat mempertahakan individualitas. Diri ini tidak akan hilang, tetapi akan meluas dan terbuka sepenuhnya. Cinta ini mencakup empat sifat yang menantang, yaitu perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan. Mencintai orang lain berarti harus mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka, memperhatikan kesejahteraannya, memikul tanggung jawab, dan membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.

b.              Pikiran yang produktif

Pikiran yang produktif berarti individu menpelajari gejala secara keseluruhan bukan dari kepingan-kepingan gejala yang terpisah. Pemikir produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran yang meliputi objektivitas, pertimbangan, dan kecerdasan.

c.              Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah milik mereka yang produktif. Kebahagiaan bukan berarti karena orang tersebut mengalami perasaan yang menyenangkan, tetapi kondisi yang meningkatkan kehidupan organisme, penambahan gaya hidup, kesehatan fisik, dan berkembangnya potensi seseorang. Kebahagiaan merupakan bukti keberhasilan seni kehidupan seseorang.

d.             Suara hati

Fromm membagi suara hati dengan dua jenis, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistis. Suara hati otoriter yakni adanya pengaruh dari luar individu yang diinternalisasi ke dalam diri individu yang membuat bagaimana cara individu itu bertingkah laku. Pengaruh dari luar dapat berupa orang tua, negara ataupun suara kelompok. Sedangkan, suara hati humanistis adalah suara dari dalam individu sendiri, tidak terpengaruh dari luar.

Jadi, orang yang sehat mentalnya akan menemukan jawaban atas keberadaan mereka, mampu menemukan cara untuk bersatu kembali dengan dunia, dan produktif dalam memenuhi kebutuhan.

Dalam kehidupan, tentunya tidak sepenuhnya manusia itu sehat, tetapi ada juga manusia yang neurotis, mereka mungkin tidak mencapai produktivitas dengan sempurna, tetapi hanya mencapai setengah dari produktivitas.

Dalam hal ini Fromm juga menyebutkan adanya orientasi tidak produktif, yang meliputi :

a.              Orientasi represif

Dalam hal ini individu tidak dapat memberi, menghasilkan sesuatu untuk orang lain, justru mereka akan bergantung dan selalu menerima dalam berhubungan dengan sesama.

b.              Orientasi eksploitatif

Individu akan diatur oleh pengaruh-pengaruh dari luar individu, seperti pemimpin-pemimpin yang kuat akan menguasai dan memerintah dengan kekerasan.

c.              Orientasi penimbunan

Dalam konteks ini individu akan mempertahankan segala kepunyaannya, mereka tidak akan mengambil ataupun menerima sesuatu dari luar.

d.             Orientasi pemasaran

Orientasi pemasaran akan terlihat dari masyarakat kapitalis, seperti Amerika Serikat. Sejalan dengan namanya, orientasi ini menganggap kepribadian dapat diperjual-belikan layaknya suatu barang.

Dorongan kepribadian yang sehat :

Setiap makhluk hidup didorong oleh kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar, seperti makan, minum, seks. Perbedaan kepribadian yang sehat dan neurotis dapat terlihat dari bagaimana cara mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Orang yang sehat akan bertindak rasional, kreatif, dan produktif. Orang yang neurotis akan bertindak irasional.

Fromm mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan:

a.              Hubungan

Untuk mengatasi kesendirian pada manusia, maka setiap individu berupaya untuk membangun hubungan dengan manusia lain. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan psikologis, apabila pemenuhan kebutuhan ini tidak terlaksana dengan baik, sangat mungkin bagi individu untuk bertindak irasional, bahkan mengalami penyakit kejiwaan.

Ada beberapa cara dalam menemukan hubungan, yaitu destruktif (tidak sehat) dan kostruktif (sehat). Seseorang yang bersikap tunduk terhadap orang lain maupun kelompoknya akan bersatu dengan dunia. Namun, ada juga yang memaksakan bahwa orang-orang lain harus tunduk kepadanya.

Cinta merupakan salah satu cara individu untuk bersatu dengan dunia. Cinta menurut Fromm lebih bersifat universal, dapat ditunjukkan cinta orang tua terhadap anak, cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih luas. Melalui cinta akan memuaskan rasa aman dan perasaan integritas.

Apabila individu gagal dalam memuaskan kebutuhan berhubungan ini, maka akan mengakibatkan narcisisme. Mereka hanya berpusat pada diri mereka sendiri dan ketidakmampuan berhubungan dengan dunia luar.

Orang yang tidak dapat mengamati dunia secara objektif, maka akan dikatakan memiliki penyakit jiwa.

b.              Transendensi

Karena menyadari kodrat kelahiran dan kematian, manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya dahwa dengan menciptakan, manusia mampu mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.

Menciptakan merupakan cara sehat untuk melebihi keadaan binatang yang pasif dan tidak dapat diterima oleh manusia karena kemampuan pikiran dan daya khayalnya.

c.              Berakar

Dengan terputusnya ikatan manusia dengan alam, maka manusia akan tak berdaya. Untuk mengatasi kondisi ini, maka harus dibangun perasaan persaudaraan sesama manusia. Perasaan solidaritas ini akan memuaskan kebutuhan untuk berakar.

Cara  yang tidak sehat untuk berakar adalah dengan memelihara ikatan sumbang masa kanak-kanak dengan ibu. Dengan mempertahankan ikatan sumbang, seseorang akan menutupi pengalaman tertentu dan membatasi cinta hanya untuk beberapa manusia.

d.              Perasaan identitas

Setiap manusia membutuhkan perasaan identitas, sebagai tanda bahwa setiap individu itu unik dan terpisah dari orang-orang lain.

Cara yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini adalah individualitas, proses dimana seseorang mencapai suatu perasaan tentang identitas diri. Pengembangan individualitas yang baik akan dapat mengontrol kehidupan mereka sendiri dan tidak dibentuk oleh orang lain.

Cara yang neurotis dalam membentuk suatu perasaan identitas adalah menyesuaikan diri dengan sifat suatu bangsa, ras, agama, dan pekerjaan. Identitas mereka terbentuk dari suatu kelompok, bukan dari diri mereka sendiri.

e.              Kerangka orientasi

Agar dapat memahami sefala peristiwa, maka manusia harus memiliki gambaran konsisten tentang dunia. Kunci utama untuk kerangka orientasi adalah pikiran, sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran objektif tentang dunia. Semakin objektif persepsi kita, semakin juga kita berhubungan dengan kenyataan, semakin tangkas kita dalam menghadapi dunia luar.


Cara yang tidak ideal dalam membangun kerangka orientasi adalah melalui irasionalitas. Mereka akan memandang dunia secara subjektif, tidak apa adanya, melepaskan kontak dari kennyataan, dan berdasarkan apa yang diinginkan orang terhadapnya.

C. Konsep Kepribadian

Erich Fromm
Fromm menyatakan kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis pada individu yang diperoleh sejak lahir maupun dari pengalaman hidupnya yang unik dan terdapat pada setiap individu. Sifat-sifat psikis sejak lahir disebut temperamen, sedangkan sifat-sifat psikis dari pengalaman disebut karakter.


Fromm mengembangkan teori kepribadian yang menekankan pengaruh faktor psikologis, sejarah, ekonomi, dan struktur kelas. Psikoanalisis humanistis berasumsi bahwa terpisahnya manusia dengan alam akan menghasilkan perasaan kesendirian, yang disebut sebagai kecemasan dasar. Menurut Fromm kepribadian dapat dilihat dengan memahami sejarah manusia itu sendiri. Manusia berbeda dengan hewan, karena hewan tidak memiliki insting yang kuat untuk beradaptasi dengan dunia yang berubah. Manusia memiliki kemampuan bernalar yang baik dan disebut sebagai dilema manusia. Manusia menyadari bahwa ia adalah makhluk yang terasingkan dan terpisah dengan alam. Maka dari itu, kemampuan bernalar manusia adalah anugerah dan juga kutukan. Di satu sisi, kemampuan ini membiarkan manusia bertahan, namun di sisi lain hal ini memaksa manusia berusaha untuk menyelesaikan dikotomi dasar yang tidak diketahui penyelesaiannya. Dikotomi dasar disebut juga dikotomi eksistensial karena berakar dari keberadaan manusia. Dikotomi pertama adalah antara hidup dan mati. Dikotomi kedua adalah bahwa manusia mampu membentuk konsep tujuan dari realisasi diri utuh, namun menyadari bahwa hidup terlalu singkat mencapai tujuan itu. Dikotomi ketiga adalah manusia menyadari bahwa pada akhirnya mereka akan hidup sendiri. 


0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates