Erich Fromm menyatakan bahwa manusia pada masa modern ini telah terpisah dari kesatuan prasejarah mereka dengan alam dan juga satu sama lain, namun mereka memiliki kekuatan akal, antisipasi, dan imajinasi. Manusia sadar pada hakikatnya mereka itu terisolasi, terasingkan, dan merasa kesendirian. Untuk mengatasi hal itu manusia berupaya untuk bersatu dengan alam dan kepada sesama manusia lain.
Fromm berkarya dalam bidang psikoanalisis dengan latar belakang studinya dalam bidang sosiologi. Ia mengemukakan bahwa manusia dipengaruhi oleh lingkungannya dari saat lahir. Manusia mempunyai pikiran rasional yang membedakannya dengan hewan.
Menurut Fromm, manusia memiliki motivasi untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan organik. Selain itu, manusia juga terdorong untuk berkuasa dan dapat merealisasikan cita-cita religius dan humanistik.
Tahapan perkembangan Fromm diperoleh sebagai hasil dari proses bersosialisasi. Penyesuain diri seseorang dalam masyarakat biasanya merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuhan dari dalam (batin) dan tuntutan-tuntutan dari luar. Ia mengembangkan karekter sosial dengan berpegang pada syarat-syarat masyarakat.
Orientasi produktif yang dikemukakan Fromm menunjukkan suatu sikap umum yang meliputi semua segi kehidupan, respon-respon intelektual, emosional, dan sensorik terhadap orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri.
B. Kepribadian Sehat
Menurut
Fromm kepribadian yang sehat dapat dilihat dari kemampuannya dalam
mengembangkan pikiran, kreatif, memandang diri dan dunia secara objektif,
memiliki perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan orang lain, berakar
di dunia, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Selain
itu, kepribadian yang sehat juga dapat dinilai dari cara berhubungan dengan
masyarakat yang dipenuhi dengan solidaritas, cinta, dan tidak menyakiti.
Kepribadian
sehat sering disebut dengan orientasi produktif, produktif disini bukan berarti
menghasilkan suatu barang, tetapi lebih kepada manusia yang dapat menggunakan
semua tenaga dan potensinya, sesuai kapasitas dan kemampuan mereka. Orientasi
yang digunakan Fromm serupa dengan kepribadian matang dari Allport dan orang
yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Orientasi ini merujuk pada sikap umum
yang meliputi semua segi kehidupan.
Ada
empat segi tambahan dalam kepribadian sehat menurut Fromm, diantaranya :
a.
Cinta yang produktif
Cinta
yang produtif bukan berarti cinta yang erotis, tetapi cinta persaudaraan (cinta
kepada semua manusia) atau cinta keibuan (cinta dari ibu kepada anak). Cinta
yang produktif menyangkut hubungan yang bebas dan setara dimana
pasangan-pasangan kita dapat mempertahakan individualitas. Diri ini tidak akan
hilang, tetapi akan meluas dan terbuka sepenuhnya. Cinta ini mencakup empat
sifat yang menantang, yaitu perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
Mencintai orang lain berarti harus mendengarkan kebutuhan-kebutuhan mereka, memperhatikan
kesejahteraannya, memikul tanggung jawab, dan membantu pertumbuhan dan
perkembangan mereka.
b.
Pikiran yang produktif
Pikiran
yang produktif berarti individu menpelajari gejala secara keseluruhan bukan
dari kepingan-kepingan gejala yang terpisah. Pemikir produktif didorong oleh
perhatian yang kuat terhadap objek pikiran yang meliputi objektivitas,
pertimbangan, dan kecerdasan.
c.
Kebahagiaan
Kebahagiaan
adalah milik mereka yang produktif. Kebahagiaan bukan berarti karena orang
tersebut mengalami perasaan yang menyenangkan, tetapi kondisi yang meningkatkan
kehidupan organisme, penambahan gaya hidup, kesehatan fisik, dan berkembangnya
potensi seseorang. Kebahagiaan merupakan bukti keberhasilan seni kehidupan
seseorang.
d.
Suara hati
Fromm
membagi suara hati dengan dua jenis, yakni suara hati otoriter dan suara hati
humanistis. Suara hati otoriter yakni adanya pengaruh dari luar individu yang
diinternalisasi ke dalam diri individu yang membuat bagaimana cara individu itu
bertingkah laku. Pengaruh dari luar dapat berupa orang tua, negara ataupun
suara kelompok. Sedangkan, suara hati humanistis adalah suara dari dalam
individu sendiri, tidak terpengaruh dari luar.
Jadi,
orang yang sehat mentalnya akan menemukan jawaban atas keberadaan mereka, mampu
menemukan cara untuk bersatu kembali dengan dunia, dan produktif dalam memenuhi
kebutuhan.
Dalam
kehidupan, tentunya tidak sepenuhnya manusia itu sehat, tetapi ada juga manusia
yang neurotis, mereka mungkin tidak mencapai produktivitas dengan sempurna,
tetapi hanya mencapai setengah dari produktivitas.
Dalam
hal ini Fromm juga menyebutkan adanya orientasi tidak produktif, yang meliputi :
a.
Orientasi represif
Dalam
hal ini individu tidak dapat memberi, menghasilkan sesuatu untuk orang lain,
justru mereka akan bergantung dan selalu menerima dalam berhubungan dengan
sesama.
b.
Orientasi eksploitatif
Individu
akan diatur oleh pengaruh-pengaruh dari luar individu, seperti
pemimpin-pemimpin yang kuat akan menguasai dan memerintah dengan kekerasan.
c.
Orientasi penimbunan
Dalam
konteks ini individu akan mempertahankan segala kepunyaannya, mereka tidak akan
mengambil ataupun menerima sesuatu dari luar.
d.
Orientasi pemasaran
Orientasi
pemasaran akan terlihat dari masyarakat kapitalis, seperti Amerika Serikat.
Sejalan dengan namanya, orientasi ini menganggap kepribadian dapat
diperjual-belikan layaknya suatu barang.
Dorongan
kepribadian yang sehat :
Setiap
makhluk hidup didorong oleh kebutuhan-kebutuhan fisiologis dasar, seperti
makan, minum, seks. Perbedaan kepribadian yang sehat dan neurotis dapat
terlihat dari bagaimana cara mereka dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Orang
yang sehat akan bertindak rasional, kreatif, dan produktif. Orang yang neurotis
akan bertindak irasional.
Fromm
mengemukakan lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan:
a.
Hubungan
Untuk
mengatasi kesendirian pada manusia, maka setiap individu berupaya untuk
membangun hubungan dengan manusia lain. Hal ini juga sangat berpengaruh
terhadap kesehatan psikologis, apabila pemenuhan kebutuhan ini tidak terlaksana
dengan baik, sangat mungkin bagi individu untuk bertindak irasional, bahkan
mengalami penyakit kejiwaan.
Ada
beberapa cara dalam menemukan hubungan, yaitu destruktif (tidak sehat) dan
kostruktif (sehat). Seseorang yang bersikap tunduk terhadap orang lain maupun
kelompoknya akan bersatu dengan dunia. Namun, ada juga yang memaksakan bahwa
orang-orang lain harus tunduk kepadanya.
Cinta
merupakan salah satu cara individu untuk bersatu dengan dunia. Cinta menurut
Fromm lebih bersifat universal, dapat ditunjukkan cinta orang tua terhadap
anak, cinta kepada diri sendiri, dan dalam pengertian yang lebih luas. Melalui
cinta akan memuaskan rasa aman dan perasaan integritas.
Apabila
individu gagal dalam memuaskan kebutuhan berhubungan ini, maka akan mengakibatkan
narcisisme. Mereka hanya berpusat pada diri mereka sendiri dan ketidakmampuan
berhubungan dengan dunia luar.
Orang
yang tidak dapat mengamati dunia secara objektif, maka akan dikatakan memiliki penyakit
jiwa.
b.
Transendensi
Karena
menyadari kodrat kelahiran dan kematian, manusia didorong untuk melebihi
keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk yang aktif dari kehidupannya
sendiri. Fromm percaya dahwa dengan menciptakan, manusia mampu mengatasi kodrat
eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai suatu perasaan
akan maksud dan kebebasan.
Menciptakan
merupakan cara sehat untuk melebihi keadaan binatang yang pasif dan tidak dapat
diterima oleh manusia karena kemampuan pikiran dan daya khayalnya.
c.
Berakar
Dengan
terputusnya ikatan manusia dengan alam, maka manusia akan tak berdaya. Untuk
mengatasi kondisi ini, maka harus dibangun perasaan persaudaraan sesama
manusia. Perasaan solidaritas ini akan memuaskan kebutuhan untuk berakar.
Cara yang tidak sehat untuk berakar adalah dengan
memelihara ikatan sumbang masa kanak-kanak dengan ibu. Dengan mempertahankan
ikatan sumbang, seseorang akan menutupi pengalaman tertentu dan membatasi cinta
hanya untuk beberapa manusia.
d.
Perasaan identitas
Setiap
manusia membutuhkan perasaan identitas, sebagai tanda bahwa setiap individu itu
unik dan terpisah dari orang-orang lain.
Cara
yang sehat untuk memuaskan kebutuhan ini adalah individualitas, proses dimana
seseorang mencapai suatu perasaan tentang identitas diri. Pengembangan
individualitas yang baik akan dapat mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
tidak dibentuk oleh orang lain.
Cara
yang neurotis dalam membentuk suatu perasaan identitas adalah menyesuaikan diri
dengan sifat suatu bangsa, ras, agama, dan pekerjaan. Identitas mereka
terbentuk dari suatu kelompok, bukan dari diri mereka sendiri.
e.
Kerangka orientasi
Agar
dapat memahami sefala peristiwa, maka manusia harus memiliki gambaran konsisten
tentang dunia. Kunci utama untuk kerangka orientasi adalah pikiran, sarana yang
digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran objektif tentang dunia. Semakin
objektif persepsi kita, semakin juga kita berhubungan dengan kenyataan, semakin
tangkas kita dalam menghadapi dunia luar.
Cara
yang tidak ideal dalam membangun kerangka orientasi adalah melalui
irasionalitas. Mereka akan memandang dunia secara subjektif, tidak apa adanya,
melepaskan kontak dari kennyataan, dan berdasarkan apa yang diinginkan orang
terhadapnya.
Erich Fromm |
Fromm
menyatakan kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis pada individu yang
diperoleh sejak lahir maupun dari pengalaman hidupnya yang unik dan terdapat
pada setiap individu. Sifat-sifat psikis sejak lahir disebut temperamen,
sedangkan sifat-sifat psikis dari pengalaman disebut karakter.
Fromm
mengembangkan teori kepribadian yang menekankan pengaruh faktor psikologis,
sejarah, ekonomi, dan struktur kelas. Psikoanalisis humanistis berasumsi bahwa
terpisahnya manusia dengan alam akan menghasilkan perasaan kesendirian, yang
disebut sebagai kecemasan dasar. Menurut Fromm kepribadian dapat dilihat dengan
memahami sejarah manusia itu sendiri. Manusia berbeda dengan hewan, karena
hewan tidak memiliki insting yang kuat untuk beradaptasi dengan dunia yang
berubah. Manusia memiliki kemampuan bernalar yang baik dan disebut sebagai
dilema manusia. Manusia menyadari bahwa ia adalah makhluk yang terasingkan dan
terpisah dengan alam. Maka dari itu, kemampuan bernalar manusia adalah anugerah
dan juga kutukan. Di satu sisi, kemampuan ini membiarkan manusia bertahan,
namun di sisi lain hal ini memaksa manusia berusaha untuk menyelesaikan
dikotomi dasar yang tidak diketahui penyelesaiannya. Dikotomi dasar disebut
juga dikotomi eksistensial karena berakar dari keberadaan manusia. Dikotomi
pertama adalah antara hidup dan mati. Dikotomi kedua adalah bahwa manusia mampu
membentuk konsep tujuan dari realisasi diri utuh, namun menyadari bahwa hidup
terlalu singkat mencapai tujuan itu. Dikotomi ketiga adalah manusia menyadari
bahwa pada akhirnya mereka akan hidup sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar