A. Perkembangan Kesehatan Mental
Perkembangan
kepribadian sehat menurut Allport tidak sejelas perkembangan diri yang
dikemukakannya.
Allport
menjelaskan betapa pentingnya hubungan antara ibu dan anak. Hubungan yang penuh
kasih sayang, kehangatan, keintiman, perhatian, akan menimbulkan pertumbuhan
psikologis yang positif anak. Maka, anak akan membentuk suatu identitas dan
gambaran diri yang luas. Selama masa remaja, perkembangan proprium akan
terbentuk menjadi frame of reference dan dorongan bagi pertumbuhan yang akan
datang.
Jika
anak tidak mendapatkan kasih sayang. Kehangatan, keintiman, perhatian, maka
anak akan tumbuh menjadi pribadi yang agresif, suka menuntut, dengki,
egosentris, dan pertumbuhan psikologinya berkurang. Selama dewasa, ia akan
didorong oleh konflik anak-anak dan bisa menyebabkan penyakit kejiwaan.
B. Kepribadian Sehat
Gordon
W. Allport memiliki pandangan yang betolak belakang dengan konsep kepribadian
dari Sigmund Freud, kepribadian Allport memusatkan perhatian pada kepribadian
sehat daripada kepribadian neurotis. Menurut Allport, kepribadian sehat tidak
berdasarkan kekuatan-kekuatan tak sadar ataupun pengalaman masa kanak-kanak.
Allport berpendapat setiap manusia memiliki motivasi yang didorong oleh
rencana-rencana atau intensi-intensi untuk masa depan, bukan di dorong oleh
kekuatan di masa lampau. Tujuan ini memberikan pedoman untuk memahami tingkah
laku manusia. Allport menulis, “Memiliki tujuan-tujuan jangka panjang yang
dilihat sebagai pusat dari kehidupan pribadi seseorang, membedakan manusia dari
binatang, orang dewasa dari anak-anak, dan dalam banyak hal kepribadian yang
sehat dari kepribadian yang sakit.”
Kodrat
intensional pada kepribadian yang sehat memiliki perjuangan ke arah masa depan
untuk mempersatukan dan mengintegrasikan seluruh kepribadian. Kepribadian dapat
menjadi utuh dari semua segi dalam mencapai tujuan-tujuan dan intensi-intensi,
walaupun seseorang ditimpa konflik. Maksud dan tujuan jangka panjang dapat
terpisah-pisah dan tak berhubungan yang akan terjadi pada orang-orang neurotis.
Kodrat intensional Allport memiliki pandangan yang berbeda dengan teori Freud,
dalam pandangan Allport manusia di dorong oleh tegangan yang berlebihan
sehingga mereka terus-menerus didorong untuk mereduksinya.
Manusia
yang sehat suka terhadap hal-hal baru, seperti sensasi, tantangan, berspekulasi,
mengambil risiko, dan mereka tidak suka terhadap rutinitas. Dengan melakukan
hal baru ini, maka akan menimbulkan tegangan dan manusia pun dapat tumbuh.
Orang
yang sehat memiliki orientasi ke masa depan yang dapat mempersatukan
kepribadian dan mengakibatkan ketegangan bertambah. Ternyata, kebahagiaan
bukanlah tujuan dari orang yang sehat dan tidak menjadi pertimbang utama,
tetapi hasil sampingan dari integrasi dalam mengejar aspirasi dan tujuan. Menurut
Allport, kepribadian yang sehat tidak hanya dilihat dari dari sehatnya jasmani
dan rohani, ternyata orang yang memiliki kesedihan dapat dikategorikan sebagai
kepribadian yang sehat.
Tujuan
yang tidak tercapai sepenuhnya ternyata merupakan suatu keuntungan, karena
dengan begitu kita akan mengembangkan cara baru untuk menggantikan cara lama
dalam mencapai tujuan. Jadi, kita akan memiliki pengalaman yang lebih
bervariasi. Prinsip yang tidak cocok lagi, disebut sebagai “prinsip pengatur
tingkat energi”. Orang yang sehat harus terus-menerus mempunyai motif, daya
hidup dan impian untuk menghabiskan energinya.
Allport
merumuskan tujuh kriteria kepribadian yang sehat :
1.
Perluasan perasaan diri
Pada
awalnya diri hanya berpusat pada individu, kemudian diri bertambah luas
meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Karena ketika diri
berkembangan akan dapat menjangkau banyak orang maupun benda, dapat
berpartisipasi dan melakukan kegiatan dalam jangka yang luas. Semakin seseorang
terlibat dalam berbagai aktivitas, maka semakin sehat secara psikologis. Jadi,
kepribadian yang matang dapat mengembangkan perhatian ke luar diri.
2.
Hubungan diri yang hangat dangan orang
lain
Allport
mengkategorikan dua macam kehangatan dalam berhubungan dengan orang lain:
kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu.
Orang
yang sehat memiliki keintiman terhadap orang tua, anak, teman, pasangan, dan
sebagainya. Mereka memiliki identitas diri yang terus berkembang.
Pada
orang yang neurotis, mereka akan lebih banyak menerima keintiman daripada
memberi, apabila mereka memberi, maka mereka akan memberikan syarat, sedangkan
kepribadian yang sehat akan memberi tanpa syarat.
Perasaan
terharu merupakan kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua
bangsa. Orang yang sehat akan mampu memahami perasaan orang lain, penyabar,
tidak akan menghukum jika orang berbuat salah, dan mampu menerima kekurangan
orang lain, orang neurotis akan bersikap sebaliknya.
3.
Keamanan emosional
Penerimaan
diri merupakan aspek penting pada kepribadian sehat, mereka akan mampu menerima
kelemahan dan kekurangan tersebut. Mereka juga akan mampu menerima dan
mengontrol emosi-emosi manusia serta tidak mengganggu aktivitas antarpribadi.
4.
Persepsi realitstis
Kemampuan
memandang orang lain, objek, dan situasi secara objektif.
5.
Keterampilan dan tugas
Orang
yang sehat mampu menggunakann keterampilan secara ikhlas, antusias, mampu
menempatkan diri sepenuhnya pada pekerjaan dengan penuh dedikasi serta
komitmen.
6.
Pemahaman diri
Orang
yang memiliki tingkat pemahaman diri yang tinggi tidak mungkin memproyeksikan
kualitas kepribadiannya yang negatif kepada orang lain. Orang itu akan berbuat
adil dan dapat diterima dengan baik oleh orang lain. Orang yang memiliki
wawasan diri yang baik akan lebih cerdas.
7.
Filsafat hidup yang mempersatukan
Memiliki
pandangan ke depan akan memberikan pengaruh terhadap kepribadian seseorang.
Orang yang sehat tentunya akan melihat ke depan, yang didorong oleh
tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Menurut Allport, dorongan
yang mempersatukan adalah arah (directness),
dan lebih terlihat pada kepribadian yang sehat daripada orang yang neorotis.
Arah akan membimbing semua segi kehidupan seseorang menuju suatu tujuan serta
memberikan seseorang alasan untuk hidup. Orang yang sehat akan memiliki
nilai-nilai yang kuat, jelas, dan bersifat tetap.
C. Konsep Kepribadian
Gordon Williard Allport |
Pada
teorinya, Allport menekankan pada keunikan individual, ia yakin bahwa dengan
mendeskripsikan manusia dengan sifat yang umum akan merampas keunikan
individual mereka. Kajian Allport yang mendalam mengenai individu konsisten
dengan penekanannya atas keunikan dari setiap manusia. Menurut Allport,
pengertian kepribadian merujuk pada kaya persona, yaitu topeng yang digunakan
dalam drama Yunani Kuno oleh aktor-aktor Romawi selama abad pertama atau kedua
sebelum masehi. Menurut Allport, kepribadian adalah, “organisasi dinamis dari
sistem psikofisik individu yang menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.”
Allport
memilih setiap frasa yang digunakan dalam definisinya denga hati-hati agar
dapat menyampaikan dengan tepat apa yang ingin dikatakannya. Istilak organisasi
yang dinamis menandalkan adanya keterkaitan dari beragam aspek kepribadian.
Kepribadian merupakan suatu yang terorganisasi dan terpola. Kepribadian
bukanlah organisasi yang statis, namun terus berkembang dan berubah. Istilah
psikofisik menekankan pada pentingnya aspek psikologis maupun aspek fisik dari
kepribadian.
Kata
lain yang digunakan dalam definisi yang mengimplikasikan tindakan adalah
menentukan, yang memberikan gagasan bahwa “kepribadian adalah sesuatu dan melakukan
sesuatu.” Kepribadian tidak sekedar topeng yang kita gunakan, namun merujuk
pada individu dibalik tampilan luarnya.
Melalui
karakteristik, Allport berharap untuk mengimplikasikan individual atau khas.
Semua manusia memberikan ukiran yang khas pada tiap kepribadian mereka, serta
karakteristik perilaku dan pikiran mereka berbeda satu sama lain.
Definisi
komprehensif Allport atas kepribadian memberikan gagasan bahwa manusia adalah
produk dan proses. Manusia memiliki struktur organisasi, sementara pada saat
bersamaan, mereka memproses kemampuan untuk berubah. Pola hadir bersama denga
pertumbuhan, sedangkan aturan dengan diversifikasi.
Kesimpulannya,
kepribadian meliputi sistem fisik dan psikologis, mencakup perilaku yang
tnampak dan pikiran yang abstrak, tidak
hanya merupakan sesuatu, tetapi melakukan sesuatu. Kepribadian adalah
substansi dan perubahan, produk, proses, serta struktur dan perkembangan.
Struktur
kepribadian
Menurut
Allport struktur terpenting dalam mendeskripsikan orang dalam konteks
individual disebut disposisi personal. Allport sangat membedakan antara sifat
umum dan sifat individual. Sifat umum memberikan gambaran cara hidup manusia
dalam suatu budaya dan dapat dibandingkan dengan masyarakat lain, singkatnya ciri
general yang dimiliki kebanyakan orang.
Adapun
tingkatan dalam disposisi personal adalah :
a.
Disposisi pokok
Karakteristik
yang mendominasi pada individu dan bersifat mengatur. Hampir setiap tindakan
pada hidup seseorang berkutat di sekitar disposisi pokok. Tidak semua orang
mempunyai disposisi pokok, beberapa orang yang memilikinya dikenal dengan
karakteristik individual.
b.
Disposisi sentral
Semua
orang mempunyai beberapa disposisi sentral yang mencakup 5-10 karakteristik
paling menonjol dimana hidup seseorang terfokus di sekitarnya.
c.
Disposisi sekunder
Disposisi
ini lebih banyak dalam hal kuantitas daripada disposisi sentral, dan konsepnya
pun lebih abstrak. Disposisi ini bertanggung jawab atas perilaku spesifik
seseorang.
Perkembangan
proprium
Prompium
merupakan salah satu syarat untuk menjadi pribadi yang sehat. Proprium tidak dibawa sejak lahir,
tetapi berkembang dari masa bayi sampai masa remaja yang terdiri dari tujuh
tingkatan :
1.
Diri jasmaniah
Sejak
dilahirkan bayi tidak dapat membedakan antara “saya” dan dunia di sekitarnya.
Namun, berjalan dengan seiringnya proses belajar dan pengalaman yang
didapatkan, lambat laun ia akan mengerti makna antara saya dan sesuatu yang
berada di luar dirinya. Pada usia 15 bulan, muncullah tingkat pertama
perkembangan proprium diri jasmaniah.
2.
Identitas diri
Anak-anak
membuktikan dan menemukan identitas mereka tetap terlepas dari perubahan di
lingkungan mereka.
3.
Harga diri
Pada
tahap ketiga ini anak memuaskan segala rasa ingin tahunya terhadap segala
sesuatu. Maka, ia akan belajar banyak hal dan merasa bangga apabila hasil
belajarnya tersebut memuaskan. Apabila, pada tahap ini orang tua tidak bisa
memuaskan rasa ingin tahu anak, maka anak akan marah dan merasa terhina.
4.
Perluasan diri (self extension)
Pada
umur 4 tahun anak memasuki tahap keempat ini. Ia merasa bahwa sebagian dari
sesuatu yang ada di lingkungannya adalah kepunyaan mereka.
5.
Gambaran diri
Gambaran
diri diperoleh saat anak berinteraksi dengan orang tua. Saat orang tua
menerapkan prinsip rewand and punishment, maka anak akan belajar mengenai
sesuatu hal yang boleh dilakukan serta hal yang tidak boleh dilakukan.
6.
Diri sebagai pelaku rasional
Setelah
memasuki usia sekolah, anak mulai mengaplikasikan alasan dan pengetahuan untuk
mencapai solusi terhadap masalah yang mereka hadapi dalam kehidupan
sehari-hari, pengetahuan tersebut diperoleh dari guru-guru dan teman-temannya
di sekolah.
7.
Perjuangan proprium (propriate striving)
Memasuki
masa remaja, maka tujuan mereka adalah mencari identitas diri. Pertanyaan
seperti, “siapakah saya?” menjadi suatu hal yang sangat penting dan perlu
dicari tahu jawabannya. Masa remaja ini sangat menentukan bagi individu, maka
mereka akan membentuk suatu tujuan dan rencana untuk menentukan hidupnya.
Daftar Pustaka
Feist,
J., & Feist, G. J. (2010). Theories
of personality (7th ed.). Boston: Mc. GrawHill.
Schultz,
D. (1991). Psikologi pertumbuhan.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Sunaryo.
(2004). Psikologi untuk keperawatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Widyarini,
N. (2009). Kepribadian sehat: Kunci
pengembangan diri. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
0 komentar:
Posting Komentar