A. Perkembangan Kesehatan Mental
Self
merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers, yang dewasa ini
dikenal dengan ”self concept “. Rogers mengartikan sebagai persepsi tentang
karakteristik “I” atau “Me” dan persepsi tentang hubungan “I” atau “Me” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan, termasuk
nilai-nilai yang terkait dengan persepsi tersebut. Diartikan juga sebagai
keyakinan tentang kenyataan, keunikan, dan kualitas tingkah laku diri sendiri.
Konsep diri merupakan gambaran mental tentang diri seseorang, seperti : “Saya
cantik”, “Saya seorang pekerja yang jujur”, dan “Saya seorang pelajar yang
rajin”.
Hubungan
antara “self concept” dengan
organisme terjadi dalam dua kemungkinan, yaitu “congruence” atau
“incongruence”. Kedua kemungkinan hubungan ini menentukan perkembangan kematangan,
penyesuaian, dan kesehatan mental seseorang
Apabila
antara “self concept” dengan organisme terjadi kecocokan maka hubungan itu
disebut kongruen, tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidakcocokan) maka
hubungan itu disebut inkongruen. Contoh yang inkongruen : Anda mungkin meyakini
bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas , namun ternyata nilai-nilai
yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata).
Sehat
atau tidaknya seseorang dilihat dari bagaimana individu menerima cinta pada
masa kecilnya. Selama masa perkembangan, individu membutuhkan cinta dan kasih
sayang dari orang terdekatnya. Rogers menyebut kebutuhan ini sebagai
penghargaan positif (positive regard).
Setiap anak terdorong untuk mencari positive
regards tetapi, tidak setiap anak mendapatkan hal itu. Anak akan merasa
senang dan nyaman jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari
orang lain, apalagi jika hal tersebut dia dapatkan dari orang-orang terdekatnya
namun, jika dia kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta mendapatkan
ejekan, maka dia akan merasa sangat kecewa dan sedih.
B. Kepribadian Sehat
Ada
tiga hal penting yang dikemukakan Rogers mengenai kepribadian yang sehat:
a.
Kepribadian sehat merupakan suatu proses
yang terus-menerus dan tidak pernah berhenti. Yang mengakibatkan orientasi
manusia menuju masa depan yang bisa di capai dengan mengembangkan segala
potensi yang ada pada diri.
b.
Aktualisasi diri merupakan proses yang
sulit, menantang, dan menantang bagi individu.
c.
Orang yang mengaktualisasi adalah diri
mereka sendiri. Artinya, mereka tidak memanipulasi dirinya sendiri di hadapan
orang banyak, dan bertindak sesuai dengan kehendak mereka sendiri, tidak
terpengaruh dari luar diri mereka.
Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi
sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini
berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person
sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri
dengan penuh kepercayaan.
Selanjutnya, Rogers memberikan lima
sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a.
Keterbukaan kepada pengalaman
Dalam hal ini manusia mampu
menggunakan pengalaman yang pernah dimiliki untuk menggunakannya dalam membuka
kesempatan dan persepsi baru.
Orang yang berfungsi sepenuhnya akan
lebih emosional, mereka banyak mengalami emosi positif dan negatif.
b.
Kehidupan eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya akan
menyesuaikan diri terhadap pengalaman-pengalaman baru. Setiap merasakan
kesegaran terhadap setiap pengalaman yang baru.
c.
Kepercayaan terhadap organisme orang
sendiri
Manusia akan bertingkah laku sesuai
dengan kepercayaan yang dianggapnya benar, bertindak secara bebas dan spontan.
d.
Perasaan bebas
Orang
yang sehat akan selalu mempunyai banyak pilihan dalam hidupnya. Ia dapat
menentukan sendiri jalan hidupnya, tanpa
ada paksaan maupun pengaruh dari luar. Ia percaya bahwa masa depan ditentukan
oleh diri mereka sendiri.
e.
Kreativitas
Rogers
percaya orang yang berfungsi sepenuhnya mampu menyesuaikan diri, walaupun
terjadi perubahan besar pada lingkungannya. Dalam menghadapi perubahan
tersebut, mereka akan bertingkah laku kreatif dan spontan.
Jadi, Rogers menyatakan bahwa orang
yang sehat adalah orang yang bisa mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi ini
memungkinkan organisme mempertahankan kebutuhan fisiologis. Orang yang
mengaktualisasi dapat meningkatkan proses pematangan dan pertumbuhan serta bisa
mengembangkan segala potensi yang dimilikinya.
Rogers
percaya bahwa manusia memiliki dorongan yang dibawa sejak lahir untuk
menciptakan dan hasil ciptaan yang paling penting adalah diri orang sendiri,
suatu tujuan yang dicapai jauh lebih sering oleh orang-orang yang sehat
daripada orang-orang yang sakit secara psikologisnya.
Menurut
Rogers manusia yang rasional dan sadar, tidak dipengaruhi oleh masa
kanak-kanak, tetapi menurutnya masa sekarang dan bagaimana kita memandangnya
bagi kepribadian yang sehat jauh lebih penting daripada masa lampau. Beliau
berpendapat bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi kita
memandang masa sekarang yang dapat mempengaruhi tingkat kesehatan psikologis.
C. Konsep Kepribadian
Carl Rogers |
Self
merupakan pengalaman yang unik pada setiap individu. Pengalaman tersebut
dipahami menjadi nilai-nilai yang kemudian membentuk self. Pengalaman tersebut dipersepsi menjadi bagian-bagain yang di
simbolisasikan menjadi konsep utuh self.
Struktur self pada setiap orang dapat
berubah sesuai pengalaman yang dialami.
Konsep
teori tentang kepribadian Rogers (Rogers dalam Corsini, 2011) mengacu pada
sembilan belas pokok pikiran tentang kepribadian, yaitu:
1. Individu adalah pusat perubahan.
Artinya, setiap individu mempunyai pengalaman yang terus berubah.
2.
Individu akan bereaksi terhadap
perubahan fenomena sebagaimana hal tersebut dirasakan.
3.
Organisme bereaksi sebagai satu unit
yang utuh terhadap bidang fenomena.
4.
Setiap individu berupaya untuk
mengaktualisasikan diri.
5.
Beberapa bagian dari keseluruhan ruang
yang dipersepsi secara bertahap akan dipisahkan dan menjadi sesuatu yang
disebut diri (self).
6. Hasil interaksi antara lingkungan dengan
lingkungan adalah sebagiannya adalah hasil interaksi dengan individu lain, lalu
self akan terbentuk.
7.
Untuk mengetahui kepribadian seseorang,
dapat mengacu langsung pada individu tersebut.
8. Manusia berperilaku untuk memenuhi
berbagai kebutuhan pada pengalaman yang kemudian akan dipersepsi.
9.
Emosi mengarahkan individu dalam
berperilaku.
10.
Setiap pengalaman memiliki nilai,
sementara nilai menjadi bagian langsung dari self.
11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan
individu beroperasi dengan cara: a) dirasakan dan disusun dalam beberapa
hubungan langsung dengan diri; b) diabaikan karena tidak ada hubungan yang
dirasakan secara langsung pada struktur
diri; dan c) individu menolak menyusun pengalaman karena tidak konsisten dengan
struktur diri tersebut.
12.
Manusia akan konsisten dalam berperilaku
sesuai dengan konsep diri.
13. Perilaku dapat disebabkan oleh pengalaman
organik dan kebutuhan yang belum disimbolisasikan pada self.
14. Apabila konsep diri ke tingkat simbolis
dalam berhubungan, maka akan terjadi penyesuaian psikologis.
15. Pengalaman sensoris dan viseral yang
ditolak oleh individu, akan menyebabkan kegagalan menyesuaikan diri secara
psikologis.
16. Setiap pengalaman yang tidak sesuai
dengan struktur kepribadian individu dinilai sebagai ancaman.
17. Apabila self tidak sesuai dan dianggap mengancam individu, maka akan di
evaluasi dan direvisi.
18. Apabila pengalaman sensoris dipersepsi
dan disatukan ke dalam sisten kepribadian, maka self akan memahami keberadaan individu lain sebagai sesuatu yang
terpisah dari dirinya.
19.
Individu akan memperbaharui nilai-nilai
yang baru dari setiap pengalaman yang dipersepsi.
Rogers
memiliki konsep kepribadian individu yang secara utuh berfungsi (fully functioning person). Konsep ini akan dijelaskan pada bagian tujuan terapi
menurut Rogers. Dalam mengatasi pasiennya yang mengalami gangguan, maka Rogers
memilih terapi yang berpusat pada klien atau lebih dikenal dengan client centered therapy. Rogers
membangun teorinya berdasarkan pengalaman yang diperolehnya sebagai terapis.
Berbeda dengan tokoh lainnya, Rogers lebih menyukai menggunakan penelitian
empiris untuk mendukung teori perkembangan maupun pendekatan terapinya. Penelitian
empiris ini bertujuan untuk menjelaskan psikoterapi dan mengevaluasi hasilnya.
Rogers
memberikan dua asumsi dasar dari teori yang berpusat pada pribadi, yaitu :
a.
Kecenderungan formatif
Rogers
yakin bahwa terdapat kecenderungan dari setiap hal, yang berevolusi dari bentuk
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
b.
Kecenderungan aktualisasi
Asumsi
yang saling berkaitan dan bergerak menuju keutuhan atau pemuasan dari potensi.
Kecenderungan ini dimiliki oleh setiap manusia dan mendorong manusia untuk
memuaskan kebutuhannya. Aktualisasi diri
berkembang setelah manusia mengembangkan sistem diri dan merujuk kepada
kecenderungan untuk bergerak menuju menjadi manusia sepenuhnya.
Tingkah
laku manusia hanya dapat dipahami dari bagaimana dia memandang kenyataan secara
subyektif. Manusia mempunyai kemampuan untuk menentukan nasibnya sendiri.
Manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, subjektif, dan sukar di pahami.
Daftar Pustaka
Feist,
J., & Feist, G. J. (2010). Theories
of personality (7th ed.). Boston: Mc. GrawHill.
Schultz,
D. (1991). Psikologi pertumbuhan.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Supratiknya.
(1993). Teori-teori holistik
(organismik-fenomenologis). Yogyakarta: PT Kanisius.
0 komentar:
Posting Komentar