Subscribe:

Pages

Minggu, 27 November 2016

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL




A.   KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

           1.     Pengertian

Gambar terkait

Keller (1992) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional adalah sebuah gaya kepemimpinan yang mengutamakan pemenuhan terhadap tingkatan tertinggi dari hierarki Maslow yakni kebutuhan akan harga diri dan aktualisasi diri. 

Kepemimpinan transformasional inilah yang sungguh-sungguh diartikan sebagai kepemimpinan yang sejati karena kepemimpinan ini sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya. Para pemimpin secara riil harus mampu mengarahkan organisasi menuju arah baru (Locke, 1997).

Kepemimpinan ini juga didefinisikan sebagai kepemimpinan yang membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran "tingkat tinggi" yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu (Bass, 1985; Burns, 1978; Tichy dan Devanna, 1986, seperti dikutip oleh Locke, 1997).


Sarros dan Butchatsky (1996), bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin sehingga para pemimpin kita lebih berkerakyatan dan berkeadilan sosial. Secara sederhana dapat dipahami bahwa kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang membawa organisasi pada sebuah tujuan baru yang lebih besar dan belum pernah dicapai sebelumnya dengan memberikan kekuatan mental dan keyakinan kepada para anggota agar mereka bergerak secara sungguh-sungguh menuju tujuan bersama tersebut dengan mengesampingkan kepentingan/keadaan personalnya.

           2.    Karakteristik Kepemimpinan Transformasional


    a.  Adanya pemberian wawasan serta penyadaran akan misi, membangkitkan kebanggaan, serta menumbuhkan sikap hormat dan kepercayaan pada para bawahannya.

   b.    Adanya proses menumbuhkan ekspektasi yang tinggi melalu ipemanfaatan simbol-simbol untuk memfokuskan usaha danmengkomunikasikan tujuan-tujuan penting dengan cara yang sederhana (inspirational motivation).

  c. Adanya usaha meningkatkan intelegensia, rasionalitas, danpemecahan masalah secara seksama (intellectual stimulation).

   d.  Pemimpin memberikan perhatian, membina, membimbing, dan melatih setiap orang secara khusus dan pribadi (individualized consideration).

            3.    Dimensi Kepemimpinan Transformasional

Selanjutnya, menurut Bass (1985; 1998, dalam Tschannen-Moran, 2003) untuk dapat menghasilkan produktivitas, kepemimpinan transformasional telah didefinisikan sebagai individualized influence, inspirational motivation, intellectual stimulation, dan individualized consideration. Adapun dimensi-dimensi kepemimpinan transformasional, sebagai berikut: 

a. Individualized influence melalui model-model aturan bagi pengikut, yang mana pengikut mengidentifikasi dan ingin melakukan melebihi model tersebut. Pemimpin-pemimpin menunjukkan standar tinggi dari tingkah laku moral dan etika, serta menggunakan kemampuan untuk menggerakkan individu maupun kelompok terhadap pencapaian misi mereka dan bukan untuk nilai perorangan.

b. Inspirational motivation, pemimpin memberikan arti dan tantangan bagi pengikut dengan maksud menaikkan semangat dan harapan, menyebarkan visi, komitmen pada tujuan dan dukungan tim. Kepemimpinan transformasional secara jelas mengkomunikasikan harapan-harapan, yang diinginkan pengikut tercapai”. (Bass dan Avolio, 1994, dalam Tschannen-Moran, 2003). 

c. Dalam memperkuat intellectual stimulation, pemimpin transformasional menciptakan ransangan dan berpikir inovatif bagi pengikut melalui asumsi-asumsi pertanyaan, merancang kembali masalah, menggunakan pendekatan pada situasi lampau melalui cara yang baru.

d. Untuk individualized consideration melalui pemberian bantuan sebagai pemimpin, memberikan pelayanan sebagai mentor, memeriksa kebutuhan individu untuk perkembangan dan peningkatan keberhasilan”. (Avolio, 1994, dalam Tschannen-Moran, 2003). 

4. Contoh Kasus

Kepemimpinan ini sering muncul pada situasi-situasi yang monoton dan atau terpuruk pada sebuah organisasi. Dimana organisasi menghadapi sebuah kondisi yang “luar biasa”. Ilustrasi yang paling mudah dipahami menurut kami adalah saat seorang pelatih tim bola basket misalnya, yang akan berhadapan dengan tim yang selama ini dianggap sebagai “raksasa” maka pelatih akan memberi motivasi dan sistem latihan baru untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan mental dari timnya.  

Hasil gambar untuk bola basket


Analisis : 

Jadi dalam sebuah tim bola basket, tidak lagi masalah pribadi namun menjadi masalah kelompok. Sehingga dalam mencapai tujuan kelompok yaitu kemenangan dalam ajang bola basket, maka perlu motivasi untuk meningkatkan performa kelompok walaupun lawan yang dihadapi merupakan lawan yang berbahaya. Dalam hal ini yang berperan sebagai pemimpin transformasional, yaitu pelatih bola basket.


       B.   KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL

            1.     Pengertian 


Model kepemimpinan yang terjadi ketika pola relasi antara pemimpin dengan konstituen, maupun antara pemimpin dengan elit politik lainnya dilandasi oleh semangat pertukaran kepentingan ekonomi atau politik untuk memelihara atau melanjutkan status quo (Burns 1978).

Menurut Bycio dkk. (1995) serta Koh dkk. (1995), kepemimpinan transaksional adalah gaya kepemimpinan dimana seorang pemimpin memfokuskan perhatiannya pada transaksi interpersonal antarapemimpin dengan karyawan yang melibatkan hubungan pertukaran. Pertukaran tersebut didasarkan pada kesepakatan mengenai klasifikasi sasaran, standar kerja, penugasan kerja, dan penghargaan.

Dari pengertian tersebut secara sederhana kepemimpinan transaksional dapat diartikan sebagai cara yang digunakan seorangpemimpin dalam menggerakkan anggotanya dengan menawarkan imbalan/akibat terhadap setiap kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi.

         2.     Karakteristik Kepemimpinan Transaksional

   a.  Pengadaan imbalan, pemimpin menggunakan serangkaian imbalan untuk memotivasi para anggota, imbalannya berupa kebutuhan tingkat fisiologis (Maslow).

   b. Eksepsi/pengecualian, dimana pemimpin akan memberi tindakan koreksi atau pembatalan imbalan atau sanksi apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.

         3.    Contoh Kasus
   Seorang walikota dari sebuah kota terkotor di dunia yang letaknya berada di salah satu Negara Amerika Latin, berhasil mengubah negaranya menjadi negara terbersih di dunia dengan melarang pembelian sayur kecuali dengan menukarnya dengan sampah. Jadi masyarakat akan diberikan sayur yang merupakan salah satu makanan pokok mereka hanya dengan mereka membawa sampah ketempat pembuangan yang telah ditentukan pemerintah, disana masyarakat kemudian dapat menukar sampah tersebut dengan sayur.

Analisis: 
Seorang walikota dalam mengatasi sampah, berinisiatif untuk dengan malarang warganya untuk membeli sayur dengan uang, kecuali dengan menukarnya sampah. Dalam permasalahan ini, seorang Pemimpin menggunakan model atau gaya kepemimpinan transaksional. Dimana dalam memotivasi individunya, Walikota tersebut akan memberikan imbalan, yaitu sayuran  pada warganya.




Daftar Pustaka
Danim, S. (2003). Menjadi komunitas pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Danim, S. (2010). Kepemimpinan pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Hanafi, M. M. (1997). Manajemen. Yogyakarta: YKPN.
Jantzi, L. (2003). Transformational leadership. Philadelphia: Open University Press.

Mulyono. (2009). Educational leadership. Malang: UIN Malang Press.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates