Subscribe:

Pages

Kamis, 01 Desember 2016

#SIP RANCANG INTERFACE & FLOWCHART UNTUK SEBUAH APLIKASI BERNUANSA PSIKOLOGI

A.   INTERFACE

Gambar terkait

1.  Pengertian Interface

Interface atau lebih sering disebut dengan antarmuka adalah sebuah media yang dapat menjembatani antara user dan sistem untuk melakukan komunikasi. Antar muka mempunyai dua tugas pokok, yaitu untuk menterjemahkan semua aksi yang diberikan user sehingga dimengerti sistem serta menampilkan hasil operasi dari sistem kedalam bentuk yang dimengerti oleh user. Antarmuka banyak sekali kita jumpai di kehidupan tidak hanya dalam software



Contoh interface : tombol start dan Window Explorer dalam OS Windows, remote TV, panel kontrol listrik, dan tombol on/off lampu. Pada modul ini hanya akan membahas tentang antar muka yang digunakan dalam lingkungan software. Pada saat ini antar muka yang paling sering digunakan pada sebuah software adalah menggunakan GUI (Graphical User Interface), karena mempunyai beberapa keuntungan:
a.  Mudah dipelajari oleh pengguna yang cukup minim pengalaman dalam menggunakan komputer.
b.       Memungkinkan user untuk dapat berpindah dari satu layar ke layar yang lain tanpa kehilangan informasi yang dibutuhkan.
c.        Dapat melakukan akses penuh pada layar untuk menjalankan beberapa macam tugas/keperluan dalam waktu yang singkat.



Beberapa karakteristik dari GUI dan penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Hasil gambar untuk karakteristik GUI

2.        Prinsip-Prinsip Perancangan Antarmuka

Ada 17 prinsip yang harus dipahami seorang perancang sistem, agar bisa mendapatkan hasil maksimal dari antar muka yang dibuat
a.   User Compatibility
Yang bisa berarti kesesuaian tampilan dengan tipikal dari user. karena berbeda user bisa jadi kebutuhan tampilannya berbeda. Misalnya, jika aplikasi diperuntukkan bagi anak-anak, maka jangan menggunakan istilah atau tampilan yang biasa digunakan oleh orang dewasa.
b.   Product Compatibility
Istilah ini mengartikan bahwa produk aplikasi yang dihasilkan juga harus sesuai. memiliki tampilan yang sama/serupa, baik untuk user yang awam maupun yang ahli.
c.    Task Compatibility
Berarti fungsional dari task/tugas yang ada harus sesuai dengan tampilannya. Misal untuk pilihan report, orang akan langsung mengartikan akan ada ditampilkan laporan. Sehingga tampilan yang ada bukan lagi tampilan dari tipe data (dari sisi pemrogram).
d.   Work Flow Compatibility
Satu tampilan layar aplikasi dapat digunakan untuk melakukan berbagai macam pekerjaan. Misal untuk mengirimkan email kita tidak harus membuka halaman lain untuk memilih penerima, karena sudah disediakan combo box untuk memilih penerima di layar tersebut.
e.    Consistency
Konsisten. Contohnya, jika anda menggunakan istilah save yang berarti simpan, maka gunakan terus istilah tersebut.
f.     Familiarity
Gunakan simbol-simbol yang familiar dengan user. Contoh, gunakan icon disket untuk mewakili perintah save (simpan).
g.   Simplicity
Aplikasi telah menyediakan pilihan default untuk suatu pekerjaan. Selanjutnya tergantung user akan mengubahnya atau tetap menggunakan pilihan default tersebut.
h.   Direct Manipulation
Manipulasi secara langsung. Misalnya untuk mempertebal huruf, cukup dengan ctrl+B.
i.     Control
Berikan kontrol penuh pada user, tipikal user biasanya tidak mau terlalu banyak aturan.
j.     WYSIWYG
What You See Is What You Get, buatlah tampilan mirip seperti kehidupan nyata user. dan pastikan fungsionalitas yang ada berjalan sesuai tujuan.
k.   Flexibility
Ijinkan user untuk melakukan perubahan (kustomisasi) terhadap tampilan mereka sendiri.
l.     Responsiveness
Tampilan yang dibuat harus bisa memberikan report/respon kepada user secara real time. Misal, yang sering kita lihat ketika ada tampilan please wait... 68%...
m.  Invisible Technology
User tidak penting mengetahui algoritma apa yang digunakan. Contohnya untuk mengurutkan pengguna tidak perlu mengetahui algoritma yang digunakan programmer (max sort, bubble sort, quick sort, dst).
n.   Robustness
Handal. Dapat mengakomodir kesalahan yang dilakukan oleh user. Jangan malah error, apalagi sampai crash.
o.   Protection
Melindungi user dari kesalahan yang umum dilakukan. Misalnya dengan memberikan fitur back atau undo.
p.  Ease of learning
Aplikasi harus mudah di pelajari.
q.   Ease of use
Aplikasi harus mudah digunakan.

3.  User Interaction


User interaction adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mewakili bagaimana seorang user dapat melakukan komunikasi dengan sebuah sistem (aplikasi) untuk menyelesaikan sebuah tugas tertentu. Perancang sistem menghadapi dua masalah penting saat melakukan perancangan user interaction. Pertama, bagimana informasi yang diberikan user dapat dimengerti oleh komputer. Misalnya, pada saat user melakukan input data dan kedua, bagaimana informasi yang telah diolah komputer dapat ditampilkan dan dimengerti oleh user. Disinilah seorang perancang sistem dapat mengatasi dua masalah tersebut dengan cara menyusun user interface yang baik, dimana dapat menyatukan interaksi pengguna (user interaction) dan penyajian informasi (information presentation). Ada 5 tipe utama dari user interaction:
a.   Direct manipulation
Merupakan interaksi langsung dengan obyek pada layar, misalnya melakukan delete dengan memasukkan sebuah obyek ke dalam trash.
Kelebihan : waktu pembelajaran user sangat singkat, feedback langsung dapat diberikan pada saat user mencobanya.
Kekurangan : interface tipe ini sangat rumit untuk dibuat oleh seorang perancang sistem.
b.   Menu selection
Merupakan pilihan dengan bentuk menu. User tinggal memilih command yang sesuai dengan cara memilih menu yang telah disediakan. Misalnya saat klik kanan dan user dapat memilih aksi yang dikehendaki.
Kelebihan : user tidak perlu ingat nama perintah, pengetikan minimal., serta tingkat kesalahan rendah.
Kekurangan : tidak ada logika AND atau OR. Perlu ada struktur menu jika banyak pilihan. Menu dianggap lambat oleh expert user dibanding command language.
c.    Form fill-in
Merupakan interaksi dengan bentuk pengisian pada suatu form. Misalnya saat user melakukan pengisian data pendaftaran (register) pada suatu aplikasi.
Kelebihan : proses masukan data sederhana, mudah dipelajari.
Kekurangan : memerlukan banyak tempat di layar, harus menyesuaikan dengan form manual dan kebiasaan user.
d.   Command language



Merupakan interaksi dengan cara menuliskan perintah yang telah disediakan. Misalnya menuliskan perintah pada shell OS (command prompt-Windows, terminal-linux). Kelebihan : perintah diketikan langsung pada sistem. Misal UNIX, DOS command. Bisa diterapkan pada terminal yang merupakan interface bawaan dari sistem operasi.
Kekurangan : perintah harus dipelajari dan diingat oleh user, tidak cocok untuk user biasa (awam).
e.    Natural language
Merupakan interaksi dengan menggunakan bahasa alami (bahasa sehari-hari). Misalnya pengetikan kata kunci (keyword) pada mesin pencari (search engine) di internet.
Kelebihan : user tidak perlu belajar mengenai perintah yang harus digunakan.
Kekurangan : tidak semua sistem cocok menggunakan tipe ini, terutama sistem untuk pemrosesan data transaksional.
4.  Penggunaan Warna pada Desain Interface
Warna menambah dimensi ekstra pada suatu interface dan membantu user memahami struktur yang kompleks. Warna juga dapat dipakai untuk memberikan tanda penting berupa highlight pada hal-hal khusus.
Kesalahan umum dalam penggunaan warna pada desain UI:
a. Menggunakan warna untuk mengkomunikasikan arti, merah bisa jadi peringatan atau ada kesalahan.
b.  Terlalu banyak menggunakan kombinasi warna  dalam menggunakan warna pada desain interface, ada beberapa petunjuk yang dapat diikuti seperti berikut ini :
-       Hindari penggunaan terlalu banyak warna.
-       Gunakan kode warna untuk mendukung operasi.
-       Gunakan warna secara konsisten.
-       Hindari pasangan warna yang tidak cocok/norak.
-       Gunakan warna untuk menunjukkan perubahan status.

5.       User Guidance


User guidance merupakan fasilitas sistem untuk mendukung user termasuk on-line help, error messages, dan user manual. User guidance perlu disatukan dengan UI untuk membantu user saat membutuhkan informasi tentang sistem atau saat ada kesalahan yang dilakukan sistem dan tidak dimengerti oleh user. System help dan system message (pesan kesalahan) adalah bentuk dari user guidance. Error Messages sangat penting, karena error message yang buruk cenderung ditolak oleh user maka error message sebaiknya berpedoman pada faktor-faktor dibawah ini.
Context User guidance memberikan pesan sesuai dengan konteks yang dialami oleh pengguna experience pesan yang panjang mengganggu yang sudah biasa, tapi bagi pengguna baru, pesan yang pendek membingungkan. User guidance perlu menjawab kebutuhan ini. Skill level pesan dibuat sesuai dengan kemampuan pengguna dan pengalamannya.
Style harus bersifat positif. Lebih baik bersifat aktif dari pada pasif. Harus sopan, tidak menghina, atau bergurau. Culture Jika mungkin, pesan disesuaikan dengan budaya. Mungkin kata atau warna yang digunakan disesuaikan dengan budaya setempat. Dibawah ini ada dua macam pesan kesalahan: berorientasi pada sistem dan berorientasi pada pengguna. Pada pesan yang berorientasi pada sistem, pesan cenderung hanya singkat, tidak memberikan solusi yang jelas kepada user, bahasa yang digunakan adalah bahasa teknis yang tidak berarti apa-apa. Pada pesan yang berorientasi pada pengguna, pesan lebih jelas dan memberikan alternatif jalan keluar. Sekalipun informasi yang diberikan lebih banyak dan terkesan penuh, tapi user akan merasa tertolong.

B. FLOWCHART

1.  Pengertian Flowchart


Penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian.

2.  Tujuan Membuat Flowchart

a.   Menggambarkan suatu tahapan penyelesaian masalah
b.   Secara sederhana, terurai, rapi dan jelas
c.    Menggunakan simbol-simbol standar

3.       Pedoman-pedoman Dalam Membuat Flowchart

Jika seorang analis dan programmer akan membuat flowchart, ada beberapa petunjuk yang harus diperhatikan, seperti :
a.        Flowchart digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri ke kanan.
b.    Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan definisi ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.
c.        Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
d.     Setiap langkah dari aktivitas harus diuraikan dengan menggunakan deskripsi kata kerja, misalkan melakukan penggandaan diri.
e.        Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
f.     Lingkup dan range dari aktivitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan hati-hati. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan tidak perlu digambarkan pada flowchart yang sama. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan sistem.
g.       Gunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

4.  Model-model Flowchart
a.   System flowchart
-       Bagan yang memperlihatkan urutan prosedur dan proses dari beberapa file di dalam media tertentu.
-   Melalui flowchart ini terlihat jenis media penyimpanan yang dipakai dalam pengolahan data.
-   Selain itu juga menggambarkan file yang dipakai sebagai input dan output.
- Tidak digunakan untuk menggambarkan urutan langkah untuk memecahkan masalah
-         Hanya untuk menggambarkan prosedur dalam sistem yang dibentuk
b.       Program Flowchart
-    Bagan yang memperlihatkan urutan dan hubungan proses dalam suatu program.
-         Dua jenis metode penggambaran program flowchart :
ü Conceptual flowchart, menggambarkan alur pemecahan masalah secara global
ü Detail flowchart, menggambarkan alur pemecahan masalah secara rinci

5.  Jenis-jenis Flowchart
a.   System Flowchart
System flowchart dapat didefinisikan sebagai bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.
b.   Document Flowchart
 Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.
c.    Schematic Flowchart
Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir. Penggunaan gambar-gambar ini memudahkan untuk dipahami, tetapi sulit dan lama menggambarnya.
d.   Program Flowchart
Bagan alir program (program flowchart) merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem.
Bagan alir program dapat terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah di dalam program komputer secara logika. Bagan alat logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. Gambar berikut menunjukkan bagan alir logika program. Bagan alir program komputer terinci digunakan untuk menggambarkan instruksi-instruksi program komputer secara terinci. Bagan alir ini dipersiapkan oleh pemrogram.
e.    Process Flowchart
Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Bagan alir ini juga berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur.
6.  Simbol/Notasi Flowchart
Dipakai sebagai alat bantu menggambarkan proses di dalam program.



Dibagi menjadi tiga kelompok :
a.   Flow Direction Symbols
Dipakai untuk menggabungkan antara simbol yang satu  dengan simbol lainnya
Symbol Off-line Connector ( Simbol untuk keluar/masuk prosedure atau proses dalam lembar/halaman yang lain)
Symbol Connector (Simbol untuk keluar/masuk prosedur atau proses dalam lembar/halaman yang sama)
b.   Processing symbols
Menunjukkan jenis operasi pengolahan dalam suatu prosedur
Symbol Process (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang dilakukan oleh komputer)
Symbol Manual Operation (Simbol yang menunjukkan pengolahan yang tidak dilakukanoleh komputer)
Symbol Decision (Simbol untuk kondisi yang akan menghasilkan beberapa kemungkinan jawaban/aksi)
Symbol Predefined Process (Simbol untuk mempersiapkan penyimpanan yang akan digunakan sebagai tempat pengolahan di dalam storage)
Symbol Terminal (Simbol untuk permulaan atau akhir dari suatu program)
Symbol Off-line Storage (Simbol yang menunjukkan bahwa data di dalam symbol ini akan disimpan)
Symbol Manual Input (Simbol untuk pemasukan data secara manual on-line keyboard)
Symbol Keying Operation (Simbol operasi dengan menggunakan mesin yang mempunyai keyboard)
c.    Input-output symbols
Menyatakan jenis peralatan yang digunakan sebagai media input atau output.
 Symbol input-output (Symbol yang menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya)
Symbol magnetic-tape unit (Symbol yang menyatakan input berasal pita magnetic atau output disimpan ke pita magnetic)
Symbol punched card (Symbol yang menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu)
Symbol disk and on-line storage (Symbol untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk)
Symbol display (Symbol yang menyatakan peralatan output yang digunakan yaitu layar, plotter, printer, dan sebagainya)
Symbol dokumen (symbol yang menyatakan input berasal dari dokumen dalam bentuk kertas atau output dicetak ke kertas)


Hasil gambar untuk simbol flowchart

C.   APLIKASI ONLINE BERNUANSA PSIKOLOGI

1.  Tes IQ

Gambar terkait

Hasil gambar untuk berapa iq anda

Menurut David Wechsler, inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Sedangkan IQ atau tingkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan, dapat dikatakan pula IQ atau Intelligence Quotient adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika, dari seseorang yang merupakan kecerdasan otak untuk menerima, menyimpan dan mengolah informasi menjadi fakta.
Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ memegang peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan atau gen.
IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi otak seperti penuaan dan kecelakaan karena setelah otak mencapai kemasakan, tidak terjadi perkembangan lagi bahkan pada titik tertentu akan terjadi penurunan kemampuan.
IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu. Daya tangkap yang kurang merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (sakit demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara kemampuan bahasa si anak dengan IQ-nya, apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan bahasanya akan lebih cepat dan banyak dibandingkan dengan anak yang IQ-nya rendah.
Laurel Schmidt membagi kecerdasan dalam tujuh macam, antara lain :
ü   Kecerdasan visual (kecerdasan gambar), yaitu untuk keterampilan atau bakat arsitek, seniman, dan designer.
ü   Kecerdasan verbal atau linguistik (kecerdasan berbicara), yaitu keterampilan bagi mereka yang memiliki kecerdasan pengarang atau menulis, guru, penyiar radio, pemandu acara, presenter, pengacara, penterjemah, dan pelawak.
ü Kecerdasan musik, yaitu keterampilan seperti pengubah lagu, pemusik, penyanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus musik, ahli terapi musik, audio mixier (pemandu suara dan bunyi).
ü Kecerdasan logis atau matematis (kecerdasan angka), yaitu keterampilan bagi mereka yang memiliki kecerdasan seperti ahli metematika, ahli astronomi, ahli pikir, ahli forensik, ahli tata kota , penaksir kerugian asuransi, pialang saham.
ü Kecerdasan interpersonal atau cerdas diri, yaitu keterampilan atau keahlian bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah ulama, pendeta, guru, pedagang, resepsionis, pekerja sosial, perantara dagang, pengacara, manajer sumber daya manusia.
ü Kecerdasan intrapersonal (cerdas bergaul), yaitu profesi yang cocok bagi mereka yang memiliki kecerdasan peneliti, ahli kearsipan, ahli agama, ahli budaya, ahli purbakala, ahli etika kedokteran.



Tes IQ adalah tes yang nilainya mencerminkan kecerdasa individu yang menjalani tes tersebut, tes IQ ada bermacam-macam jenisnya, ada yang berbentuk pertanyaan tulis maupun gambar.
Fungsi dari Test IQ (Inteligent Quotient) adalah psikotes yang bertujuan untuk memperoleh nilai yang dapat mencerminkan tingkat kecerdasan individu yang melakukan Test IQ tersebut. Test IQ sendiri ada beberapa macam, ada yang berupa pertanyaan tertulis dan ada juga  pertanyaan berupa gambar. Kata “kecerdasan” sendiri merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk menjelaskan sejumlah kemampuan, seperti menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ.
Adapun manfaat dan fungsi dari Tes IQ adalah :
ü    Untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang.
ü Untuk melihat sejauh mana potensi yang dapat dikembangkan secara maksimal.
ü   Untuk mengkreasikan antara tingkat kecerdasan dengan hasil belajar yang selama ini dicapai (apabila IQ tinggi seharusnya berbanding lurus dengan prestasi belajar).
ü Dapat dijadikan pertimbangan dalam menentukan jenjang pendek/panjang.


Gambar terkait

Untuk skor tes IQ yang dihasilkan berkisar 70 – 169 dengan pengelompokan sebagai berikut :
140 – 169 : Very superior (sangat pandai)
120 – 139 : Superior (pandai)
110 – 119 : High Average (diatas rata-rata)
90 – 109   : Average (rata-rata)
80 – 89    : Low average (dibawah rata-rata)
70 – 79    : Barderline (lambat belajar)
Dengan mengetahui manfaat dan fungsi dari Test IQ tersebut maka dapat dijadikan dasar untuk membantu mengarahkan, membimbing dan mendidik anak atau siswa kita sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka masing-masing. Saat ini banyak Sekolah Dasar telah bekerjasama dengan biro psikologi yang melayani jasa psikotes untuk membantu dana memantau perkembangan siswa.
Jenis-jenis dari test IQ
Terdapat dua jenis dari test IQ:
ü    Verbal - Jenis ini menentukan tingkat kemampuan untuk menemukan konsep umum dari contoh yang disajikan: "anjing, kucing, singa = hewan", menentukan konsep yang tidak berkaitan dengan kelompok: "burung, kelinci, monyet, mobil", menemukan keteraturan dalam angka-angka: "11,12,14,17,21", memecahkan deretan angka, dan lain-lain.
ü    Non-verbal - Ini adalah tes yang didesain untuk mengukur kemampuan dalam membentuk kubus, mengorganisasikan gambar-gambar dari waktu tertentu dan urutan logika, membangun bentuk-bentuk dari bagian-bagian tertentu, dan lain-lain. Beberapa tes ini sering kali ditujukan untuk menjelajahi pikiran abstrak anda, atau yang kompleks maupun yang mendetail.
Di zaman modern seperti sekarang, juga sudah banyak sekali jasa tes IQ berbasis online, semakin memudahkan bagi mereka yang tidak sempat untuk datang ke biro psikologi untuk melakukan tes IQ. Adapun link tes IQ online sebagai berikut :

2.  Counseling Online

Kehadiran  teknologi  informasi dan komunikasi dari waktu ke waktu semakin berkembang (Ahmedani, 2011: Lievrouw, L. A. 2010). Munculnya teknologi informasi dan komunikasi telah membuka era baru dalam profesi konseling Zeng, (2010). Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri bagi para  guru bimbingan dan konseling (BK)/konselor   untuk   dapat berperan serta dan dapat menguasai berbagai keterampilan didalamnya.
Sering kali permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa/remaja berawal dari dunia online, Csiernik (2006) menyatakan bahwa teknologi informasi juga dapat secara sosial mengisolasi dan telah menyebabkan masalah sosial baru khususnya di kalangan anak dan remaja. Tidak hanya itu konselor pun dapat mengalami masalah di lapangan berawal dari dunia online, selain dunia online dapat menjadi sarana dalam membantu guru bk/konselor untuk meng-update pengetahuannya guna membantu menjalankan tugas, mencari referensi, diskusi dan sebagainya.
Begitu juga dengan penyelenggaraan  konseling yang tidak  hanya  dilakukan  secara  face to face  (FtF) dalam satu  ruang  tertutup,  namun  bisa  dilakukan  melalui  format  jarak  jauh yang di bantu teknologi yang selanjutnya  dikenal dengan istilah  e-konseling (Gibson: 2008). Istilah e-konseling  berasal dari Bahasa Inggris yaitu e-counseling (electronic counseling) yang secara singkat dapat diartikan yaitu proses penyenggaraan konseling secara elektronik. Cikal bakal berdirinya istilah e-counseling berawal dari penyelenggaraan konseling online pada dekade 1960-1970, sebagaimana Koutsonika (2009) menyebutkan bahwa konseling online pertama kali muncul pada dekade 1960 dan 1970 dengan perangkat lunak program Eliza dan Par.
Di Indonesia sendiri tidak ada  informasi pasti tentang kapan awalnya muncul istilah e-konseling, meskipun sebelumnya istilah ini ada yang menyebutnya dengan istilah cyber konseling, virtual konseling dan sebagainya. Namun secara khusus Ifdil (2009) memperkenalkan istilah Pelayanan E-Konseling, istilah ini merangkaikan kata pelayanan dan kata e-konseling.  Pelayanan e-konseling tidak hanya terbatas pada penyelenggaraan konseling  (istilah yang paling populer untuk mengebut konseling individual) saja, namun diperluas menjadi  penyenggaraan BK secara keseluruhan. Tidak hanya online konseling melalui internet namun juga semua aspek pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyenggaraan BK seperti penggunaan dan pemanfaatan program instrumentasi, himpunan data siswa, aplikasi manajemen konseling, system informasi BK, pemanfaatan media saat pemberian informasi klasikal di kelas dan sebagainya termasuk juga pemanfaatan telepon untuk penyelenggaraan konseling.
Sejak lahirnya istilah Pelayanan e-konseling dan sebelumnya telah banyak dikembangkan berbagai aplikasi penunjang penyelenggaraan BK di Indonesia seperti  Program Aplikasi untuk pengolahan Alat Ungkap Masalah (AUM), Program Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Program Daftar Cek Masalah (DCM), Program Aplikasi IKMS , Database Siswa, Program sosiometri dan sebagainya  termasuk lahirnya  situs-situs penyedia layanan konseling online.  Situs-situs ini secara khusus memanfaatkan berbagai media online yang bisa digunakan untuk penyelenggaraan konseling online seperti situs jejaring sosial misalnya  facebook, twitter, myspace, email pribadi dan beberapa program aplikasi untuk chatting (instant messaging) seperti skype, messenger, google talk, window live messenger bahkan penggunaan telepon dan handphone serta media khusus  teleconference lainnya.
Pelayanan ini dilakukan konselor dalam upaya membantu mengentaskan dan menangani permasalahan klien. Gibson (2008) menyebutkan  pelayanan ini dilakukan oleh konselor untuk memberikan kenyamanan bantuan yang dibutuhkan konseli ketika menghadapi suatu masalah dan tidak mungkin dilakukan secara face to face (Gibson: 2008). 
Beberapa tahun kedepan kebutuhan akan pelayanan secara online akan meningkat (Mallen: 2005). Konseling online akan menjadi alternatif dalam penyelenggaraan konseling, sebagaimana yang dikemukan oleh Norcross, Hedges, & Prochaska, Stamm (dalam Mallen. 2005).
Online-counseling services are currently being provided in a variety of formats and are expected to increase in the next 10 years. Clients are using videoconferencing, synchronous chat, and asynchronous e-mail with professional psychologists in place of or in addition to face-to-face (FtF) counseling.
Kondisi tersebut mau tidak mau, mengharuskan para guru bk/konselor untuk menguasai keterampilan pelayanan e-konseling secara umum dan konseling online secara khusus. Jika tidak kondisi BK kita akan kian terpuruk, guru BK/konselor dipandang gagap teknologi, terlalu rigit dan tidak mau berkembang. Beberapa temuan di lapangan memperlihatkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Masih ada guru BK/konselor yang belum mengenal internet, tidak memiliki alamat email, tidak memanfaatkan fasitas teknologi informasi yang disediakan sekolah, bahkan masih ada guru BK/konselor yang belum bisa menggunakan komputer sama sekali untuk keperluan yang sederhana, dalam menunjang penyelenggaraan tugasnya.
Untuk menjawab permasalahan tersebut artikel ini lebih lanjut akan menyajikan dan mendiskripsikan salah satu bentuk pelayanan e-konseling yaitu penyelenggaraan konseling secara online, diharapkan artikel ini dapat memberi pengetahuan dan wawasan kepada guru BK/konselor yang nantinya dapat diaplikasikan untuk menjalankan tugasnya dalam mengentaskan permasalahan yang dihadapi oleh konseli/klien.
a.   Pengertian Konseling Online



Koutsonika (2009) menyebutkan bahwa konseling online pertama kali muncul pada dekade 1960 dan 1970 dengan perangkat lunak program Eliza dan Parry, pada perkembangan awal konseling online dilakukan berbasis teks, dan sekarang sekitar sepertiga dari situs menawarkan konseling hanya melalui e-mail (Shaw & Shaw dalam Koutsonika (2009)). Karena kemajuan teknologi metode lain juga digunakan seperti live chat, konseling telepon dan konseling video.
Sebelum kita membahas lebih lanjut, terlebih dahulu kita melihat makna dari segi Istilah dan bahasa. Istilah konseling online merupakan dua kata yaitu kata ”konseling” berasal  dari  kata  ”counseling”  (Inggris)  dan  kata  ”online”.   kedua  kata  tersebut  lebih  lanjut dapat  dimaknai  sebagai berikut:
Menurut Gustad’s  (dalam  Gibson  &  Mitchell,  1995)  Counseling is a learning-oriented process, carried on in a simple, one-to-one social environment, in which a counselor, professionally competent in relevant psychological skill and knowledge, seeks to assist the client, by methods appropriate to the latter’s needs and within the context of the total personnel program, to learn more about himself and to accept himself, to learn how to put such understanding into effect in relation to more clearly perceived, realisticaly defined goals to the end that the client may become a happier and more productive member of his society.
Ethical  Standard  of  American  Personnel  and  Guidance  Association  (dalam  Belkin, 1976:456)   menyebutkan   bahwa   “A   counseling   relationship   denotes   that   the   persons seeking  help  retain  full  freedom  of  choice  and  decision  and  that  the  helping  person  has  no authority  or   responsibility   to   approve  or   disapprove   of  the   choices     or  decisions   of  the counselee  or  client”.  Hubungan  konseling  adalah  sebuah  hubungan  yang  membantu  klien dalam  membuat  pilihan  dan keputusan.
Sementara  itu,  Gibson  &  Mitchell  (1995)  menyatakan  definisi  konseling  perorangan sebagai berikut: Individual counseling is a one-to-one relationship involving a trained counselor and focuses on some aspects of a client’s adjusment, developmental, or decision-making needs. This process provides a relationship and communications base from which the client can develop understanding, explore possibilities, and initiate change.
Definisi  yang  dikemukakan  Gibson  dan  Mitchell  sejalan  dengan  pendapat  Dryden (dalam    Palmer    &    McMahon,    1989)    bahwa    konseling    perorangan    sangat    menjaga kerahasiaan  klien;  konseling  perorangan  akan  membuat  hubungan  akrab  antara  klien  dan konselor;  konseling  perorangan  sebagai  proses  pembelajaran klien;  konseling  perorangan adalah   sebuah   proses   teraputik.   Lebih   lanjut,   Dryden   menyimpulkan   bahwa   konseling perorangan  membantu  klien  yang  ingin  membuat  perbedaan   dirinya   dengan  yang  lain. Konseling  perorangan  juga  akan  sangat  membantu  konselor  dalam  membuat  variasi  gaya teraputik  untuk  klien  yang berbeda.
Konseling   perorangan   menurut   Prayitno   dan   Erman   Amti   (2004)   adalah   “proses pemberian   bantuan    yang   dilakukan   melalui   wawancara   konseling   oleh   seorang   ahli (disebut   konselor)   kepada   individu   yang   sedang   mengalami   sesuatu   masalah   (disebut klien)  yang  bermuara  pada teratasinya  masalah  yang  dihadapi  klien”.
Sedangkan   kata   online   diartikan   adalah   sebagai   komputer   atau   perangkat   yang terhubung  ke  jaringan  (seperti  Internet)  dan  siap  untuk  digunakan  (atau  digunakan  oleh) komputer  atau  perangkat lain. (BusinessDictionary,  2011).
Lebih lanjut dalam Wikipedia, online adalah dimaknai dalam jaringan atau daring atau keadaan saat sesuatu terhubung ke dalam suatu jaringan atau sistem (umumya internet atau ethernet).
Jadi istilah konseling online dapat dimaknai secara sederhana yaitu proses konseling yang dilakukan dengan alat bantu jaringan sebagai penghubung antara guru BK/konselor dengan kliennya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh (Amani, 2007) Konseling Online adalah konseling melalui internet yang secara umum merujuk pada profesi yang berkaitan dengan layanan kesehatan mental melalui teknologi komunikasi internet. Lebih lanjut Fields (2011) menyebutkan bahwa konseling online adalah layanan terapi yang relatif baru. Konseling dikembangkan dengan menggunakan teknologi komunikasi dari yang paling sederhana menggunakan email, sesi dengan chat, sesi dengan telp pc-to-pc sampai penggunaan dengan penggunaan webcam (video live sessions), yang secara jelas menggunakan komputer dan internet. Haberstroh (2011) menjelaskan bahwa konseling online adalah klien dan konselor berkomunikasi dengan menggunakan streaming video dan audio.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami dan disimpulkan bahwa konseling online adalah usaha membantu (therapeutic) terhadap klien/konseli dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi, komputer dan internet.
b.   Proses  Konseling  Online
Proses konseling online bukanlah sebuah proses yang sederhana. Diperlukan kemampuan pendukung lain selain ketrampilan dasar konseling, sebagaimana yang dikemukan oleh Koutsonika (2009) :
Online Counseling is not a simple process. On the contrary is a complex process with a considerable number of different and challenging issues characterizing it. Ethical issues, Technological issues, Counselors’ educational background and skills especially for online counseling issues, Clients’ issues, Legal issues and, finally, Business and Management issues.
Selain apa yang dikemukan di atas, secara spesifik penyedia konseling online secara rinci biasanya memberikan tata cara dalam melakukan proses konseling online. Namun pada pembahasan artikel ini penulis memberikan gambaran umum proses konseling online.
Proses konseling secara umum dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu:
ü Tahap Persiapan
Tahap persiapan mencakup aspek teknis penggunaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software), yang mendukung penyelenggaraan konseling online. Seperti perangkat komputer /laptop yang dapat terkoneksi dengan internet/ethernet, headset, mic, webcam dan sebagainya. Perangkat lunak yaitu program-program yang mendukung dan akan digunakan, account dan alamat email.
ü Tahap  Konseling
Tahapan konseling online tidak jauh berbeda dengan tahapan proses konseling face-to-face (FtF) pada kali ini penulis mencoba menyajikan berdasarkan tahapan Konseling Pancawaskita (KOPASTA) yaitu terdiri atas lima tahap yakni tahap, pengantaran, penjajagan, penafsiran, pembinaan dan penilaian. Lebih lanjut sebagai berikut :
a) Pengantaran; Munro, Mantei dan Small (alih bahasa oleh Erman Amti, 1979) menyatakan bahwa kontak pertama antara konselor dan klien mempunyai pengaruh yang menentukan bagi kelangsungan pertemuan selanjutnya. Hubungan yang akrab antara konselor dan klien serta saling mempercayai harus dapat ditumbuhkan dan dikembangkan.
b) Penjajagan; Prayitno (1998) menyatakan bahwa sasaran penjajagan adalah hal-hal yang dikemukakan klien besangkut paut dengan perkembangan dan permasalahannya dalam hubungan konseling.
c) Penafsiran; Tahap penafsiran yakni menafsirkan arti, masalah, tujuan, dan perasaan klien. Hal ini merupakan bagian dari teknik-teknik umum konseling perorangan.
d) Pembinaan;Inti tahap pembinaan yakni meneguhkan hasrat klien dalam menetapkan tujuan, mengembangkan program, merencanakan skedul, merencanakan pemberian penguatan, dan mempersonalisasikan langkah-langkah yang harus ditempuh. Hal ini merupakan bagian dari teknik-teknik umum konseling
e) Penilaian/mengakhiri  konseling;Terhadap hasil layanan konseling perorangan perlu dilakukan tiga jenis penilaian, yaitu: penilain segera, penilaian jangka pendek dan penilaian jangka panjang (Prayitno, 2004). Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir layanan konseling perorangan. Fokus penilaian segera diarahkan kepada diperolehnya informasi dan pemahaman baru (understanding), dicapainya keringanan beban perasaan (comfort) dan direncanakannya kegiatan pasca konseling (action).
Kelima tahap yang terdapat dalam penyelenggaraan konseling secara langsung face to face juga dapat diterapkan pada penyelenggaraan konseling online namun pada penyelenggaraan konseling online lebih terbuka untuk melakukan penyesuain, mulai dari tahap awal sampai tahap akhir, juga penggunaan teknik-teknik umum dan khusus tidak secara penuh seperti penyelenggaraan konseling secara langsung. Yang lebih penting adalah dengan cara bentuk dan strategi tertentu guru BK/konselor dapat mengentaskan masalah yang dihadapi klien/konseli
c.    Media Konseling  Online
Guru BK/Konselor dapat bertemu dengan klien/konseli dengan menggunakan teknologi. Kondisi  ini  bertujuan  untuk  memudahkan  konselor  dalam  membantu  kliennya, memberikan kenyamanan kepada klien dalam bercerita dengan menggunakan aplikasi teknologi sebagai penghubung dirinya dengan konselor dengan  tanpa  harus  tatap  muka secara langsung.
a) Website/situs


Hasil gambar untuk WEBSITE


Dalam   menyelenggarakan   konseling   online   guru   BK/konselor   dapat   menyediakan sebuah  alamat  situs. Situs  ini  menjadi  alamat  untuk  melakukan  praktik online.  Sehingga klien/konseli  yang  ingin  melakukan  konseling  online  dapat  berkunjung  ke  situs  tersebut terlebih untuk  selanjutnya melakukan konseling  online.
Untuk   dapat   memiliki   website   konselor   dapat   berkerjasama   dengan   perusahaaan dan/atau  para  pakar  bidang  web  developer.  Konselor  dapat  memilih  bentuk  design  web yang   diinginkan   mulai   dari   html,   php   dan   website   yang   menggunakan   CMS   (Content Management  System). Penyediaan  ini membutuhkan  biaya  yang  cukup  besar.
b) Telephone/Handphone


Hasil gambar untuk TELEPON



Lebih sederhana konseling online dapat dilakukan dengan memanfaatkan telephone. Dimana konselor dan klien/konseli bisa daling tehubung dengan menggunakan perangkat ini. “Telephone-based individual counseling involves synchronous distance interaction between a counselor and a client using what is heard via audio to communicate.( National Board for Certified Counselors.tt).
Telphone/handphone dapat digunakan untuk menghubungi konselor. konselor dapat mendengar dengan jelas apa yang diungkapkan kliennya melalui fasilitas telphone/handphone. Dengan fasilitas ini pula Konselor dengan segeranya dapat merespon apa yang dibicarakan oleh kliennya. Rosenfield and Smillie (dalam Mallen, 2011) menyebutkan bahwa dalam Studi kasus menunjukkan bahwa konseling dengan menggunakan telepon dapat berjalan efektif dalam membantu menangani individu dengan efek psikologis kanker
c) Email


Hasil gambar untuk EMAIL

Email merupakan singkatan dari Electronic Mail, yang berarti 'surat elektronik'. Email merupakan sistem yang memungkinkan pesan berbasis teks untuk dikirim dan diterima secara elektronik melalui beberapa komputer atau telepon seluler. Lebih spesifik lagi, email diartikan sebagai cara pengiriman data, file teks, foto digital, atau file-file audio dan video dari satu komputer ke komputer lainnya, dalam suatu jaringan komputer (intranet maupun internet). Ada banyak penyedia account email gratis seperti @yahoo, @gmail, @aim, @hotmail, @mail, @tekomnet, @plasa dan masih banyak yang lainnya.
d) Chat, instant messaging dan jejaring  sosial


Hasil gambar untuk CHAT


Chat dapat diartikan sebagai obrolan, namun dalam dunia internet, istilah ini merujuk pada kegiatan komunikasi melalui sarana beberapa baris tulisan singkat yang diketikkan melalui keyboard. Sedangkan percakapan itu sendiri dikenal dengan istilah chatting.. Percakapan ini bisa dilakukan dengan saling berinteraktif melalui teks, maupun suara dan video. Berbagai aplikasi dapat digunakan untuk chatting ini, seperti skype, messenger, google talk, window live messenger, mIRC, dan juga melalui jejaring sosial seperti facebook , twitter dan myspase yang didalamnya juga tersedia fasiltas chatting.
e)  Video conferencing


Hasil gambar untuk video conferencing icon

Video conference, atau dalam bahasa Indonesia disebut video konferensi, atau pertemuan melalui video. Pertemuan ini dibantu oleh berbagai macam media jaringan seperti telepon ataupun media lainnya yang digunakan untuk transfer data video. Alat khusus video konferensi sangat mahal sehingga alternatif Konselor dan Klien dapat menggunakan fasilitas video konferensi yangterdapat pada beberapa aplikasi Instant Messaging  yang didalamnya sudah menyediakan fasiltitas video call.
d.   Efektivitas Konseling Online
Selama perjalanan penulis dari tahun 2008 melakukan konseling online, hal ini cukup efektif jika permasalahan yang dihadapi membutuhkan segera untuk dientaskan sementara tidak ada kesempatan atau  terkendala jarak untuk dapat melakukan FtF maka konseling online menjadikan alternatif pengentasan masalah.  Dan ketika konseling online dilakukan dengan media yang lengkap (menggunakan video call) dengan didukung tersedianya jaringan internet yang sangat cepat, hal ini hampir sama dengan melakukan konseling FtF.
Penelitian Finn, J., & Barak, A. (2010) yang dilakukan terhadap 93 konselor online menunjukkan bahwa secara keseluruhan konselor online puas dengan praktek mereka dan mereka percaya bahwa pelaksaannya efektif..  Lebih lanjut  Zamani, Z. A (2010), meneliti sebanyak 20 responden dipilih sebagai subyek dan data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui pemanfaatan e-konseling antara konselor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun responden memandang positif konseling online, namun konselor sendiri mengaku lebih suka tatap muka konseling untuk memberikan jasa mereka kepada klien. Penelitian ini juga memberikan catatan bahwa kedepan akan semakin banyak orang akan terus mencari ke internet sebagai sumber daya untuk menangani masalah-masalah kesehatan mental mereka.
e.    Keterbatasan
Keterbatasan konseling online diantaranya adalah konseling sangat tergantung dengan dukungan media,  jika media yang digunakan tidak bermasalah, konseling akan lancar untuk dilakukan. Namun sebaliknya konseling online bisa saja terputus dan bahkan tidak dapat terselenggara dengan matinya listrik, koneksi terganggu, atau rusaknya perangkat yang digunakan.
Kondisi lain adalah masih rendahnya atau tidak terlatihnya guru BK/konselor dalam penggunaan media. Tidak adanya pelatihan formal dan khusus yang dapat diikuti untuk terampil dalam penyelenggaraan konseling online. Konseling online sampai saat ini di Indonesia tampaknya menjadi paruh waktu, dan sedikit tumpang tindih dengan praktek FtF.

3.       Tes MMPI

a.        Pengertian
Tes MMPI adalah tes psikologi yang digunakan untuk proses diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater seperti gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan depresi, kehohongan, dan sebagainya, Tes MMPI ini berupa ratusan pernyataan dengan alternative pilihan jawaban berupa setuju (+) dan tidak setuju (-). Jadi saat melakukan tes, badan harus sehat, fit, karena dibutuhkan ketahanan dan konsentrasi yang tinggi dalam menjawab setiap pernyataan. Tips dan kunci dari menjawab MMPI ini harus JUJUR.
Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) diterbitkan pada tahun 1940. Perancang MMPI adalah R. Starke Hathaway , PhD, dan JC McKinley, MD. Pada tahun 1940-1943 MMPI disusun menggunakan sampel yang meluas baik jumlah item dan pengetesan kepada sejumlah orang normal. Jawaban dari pertanyaan tes MMPI sangat mudah dengan pilihan YA, TIDAK atau TIDAK TAHU. Dari 1000 item yang disajikan dengan menggunakan criterion keying test construction, secara empiris item valid dipilih untuk menyusun konstruk MMPI. MMPI merupakan hak cipta dari University of Minnesota. MMPI dikembangkan pada tahun 1930 di Universitas Minnesota sebagai tes kepribadian yang komprehensif dan serius yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah kejiwaan.
Popularitas MMPI sampai saat ini masih sangat dipercaya, terutama di Indonesia sebagai alat resmi diagnosa gangguan jiwa oleh psikiater dan di bidang psikologi tidak kalah populer alat inventori ini dengan alat-alat tes lain. Kemungkinan besar karena alat ini dianggap hanya untuk mengukur gangguan jiwa dan jumlah item yang dirasa cukup banyak sehingga para psikolog cenderung mengabaikan. Padahal selain penggunaan secara klinis, alat ini dari dulu sudah diakui untuk mengukur fit and proper test oleh psikiater terhadap klien yang akan menduduki jabatan termasuk calon presiden RI yang dilakukan oleh psikiater dari RSPAD. Jadi alat ini tidak selamanya digunakan untuk mendiagnosa gangguan klinis saja namun dapat melihat gambaran untuk kepribadian terutama dinamika psikologis yang terkait dengan aspek kesehatan jiwa secara umum.
Pada tahun 1972 Butcher dan Dahlstrom mengawali revisi MMPI menjadi MMPI-2 dan penelitian terus berlanjut sampai awal era 1990-an. Awal terciptanya MMPI banyak digunakan sebagai alat kontemporer di bidang psikologi untuk mengukur kesehatan mental dengan didasarkan pada praktek kesehatan secara umum. Selama beberapa dekade dengan beragam penelitian sampai pada MMPI-2 (termasuk MMPI-2 RF atau diistilahkan MMPI-3) penggunaan MMPI bervariasi dalam mendiagnosa kesehatan mental dengan beragam setting termasuk konteks di luar kesehatan mental secara umum misal alat seleksi karyawan, program mendeteksi penggunaan alkohol atau obat terlarang. Secara umum MMPI/MMPI-2 dapat digunakan untuk:
-         Evaluasi pasien gangguan jiwa untuk membantu status kesehatan mentalnya.
-         Alat menilai simptom untuk menentukan perawatan yang sesuai.
-         Alat menilai pasien untuk melakukan perencanaan perawatan.
-         Evaluasi efek dari perawatan atau terapi.
-         Alat penelitian epidemilogi menggunakan kriteria kepribadian.
-   Alat penilai kepribadian untuk posisi publik seperti polisi, tentara, pilot, pemadam kebakaran, calon bupati-gubernur-presiden, pejabat lain dan jabatan-jabatan lain yang penting untuk dilihat kesehatan jiwanya.
-   Alat penelitian psikologi terutama menentukan perbedaan kriteria kepribadian.
-         Alat penelitian genetika kepribadian.
-         Alat penelitian dengan konteks budaya yang berbeda.
-         Evaluasi kesehatan mental orang tua.
-         Evaluasi kesehatan mental tersangka (alat forensik kesehatan mental).




Terdapat beberapa skala MMPI dengan beragam desain kegunaan. Berikut berbagai skala yang ada di MMPI.
a)  Skala Validitas



Skala ini didesain untuk mengevaluasi protokol skala validitas. Tiga tipe protokol validitas pada MMPI-2 adalah:
-         Kerjasama dalam tes (?, %T, %F)
-         Konsistensi dan non-content related responding (VRIN, TRIN)
-         Akurasi(L, K, S, F, Fb, Fp)
b)  Skala Klinis
Delapan dari sepuluh skala tradisional MMPI dikembangkan untuk membedakan antara kelompok klinis spesifik (Hs, D, Hy, Pd, Pa, Pt, Sc, Ma). Skor T dari delapan skala dibuat rata-rata untuk menggeneralisir elevasi rerata profil.
c)   Skala Content



Content scales dibentuk dari skala basic sepuluh item yang dipilih untuk tiap skala yang berhubungan dengan kesamaan tema. Skala ini tidak mementingkan daya beda tiap kelompok. Dengan alasan ini maka content scales memiliki validitas muka yang cukup tinggi dan agak membingungkan dengan isinya. Content scales dapat dibedakan dalam empat area topik umum, yaitu :
-         Internal Symptomatic Behaviours or Distress (ANX, FRS, OBS, DEP, HEA)
-         External Aggressive Tendencies (ANG, CYN, ASP, TPA)
-         Negative Self-Views (LSE)
-         General Problem Areas (SOD, FAM, WRK, TRT).
d)  Skala Supplementary
Dengan tidak adanya batasan yang jelas pada supplementary scales (dibandingkan dengan  skala tambahan yang telah dibuat), kekhususan yang diterapkan pada Supplementary scales adalah spesialisasi skala dan kegunaan hanya pada konteks khusus. Banyak skala supplementary dikembangkan dengan konteks populasi khusus (kerusakan otak, pelajar-mahasiswa, narapidana dll) atau situasi (terapi pernikahan, peserta rehabilitas dll). Dengan membuat kekhususan kita berusaha mengingat bahwa skala supplementary hanya digunakan ketika menghadapi situasi khusus dan sesuai dengan hipotesa yang dibutuhkan. Skor skala supplementary umumnya adalah A, R, Es, MAC-R, O-H, Do, Re, Mt, GM, GF, PK, PS, MDS, APS, and AAS. Skala Psychopathology-5 adalaha sekumpulan skala baru yang diadopsi mulai tahun 2001.
e)   Subscales
Subscales adalah pemecahan skala Basic, Content, atau Supplementary ke kelompok yang lebih kecil dan lebih homogen hubungan isinya.
f)    Kelompok Critical Item
Dengan banyak cara, kelompok critical item adalah cara-cara lain skala content. Kekhususan utama adalah tidak ada data normatif yang mendukung untuk critical item ini, karena tidak ada alat psikometrik yang dikembangkan untuk membuat norma critical item. Akan menjadi overlap dengan tema content scale, akan tetapi pengujian critical item dapat juga penting sebagai informasi tambahan melalui analisa item.
g)  Code-type
Analisa codetype dasar dari interpretasi tradisional MMPI/MMPI-2. Kita tidak yakin dengan pendekatan ini karena banyak kelemahan, asumsi salah dan lemahnya skala psikometri. Codetype dikembangkan dari skala basic yang menunjukkan skala elevasi (puncak) atau 2 skala tertinggi (two-point), atau tiga skala tertinggi (three-point). Stabilitas dan perbandingan dibutuhkan banyak literatur penguasaan codetype ini.
h)  Elevation
Skala dipertimbangkan melalui elevasi jika Skor T sesuai atau melebihi titik tertentu. Hampir semuanya skala MMPI-2 titik potong adalah 65. Sementara, ada beberapa skala yang menggunakan titik potong seperti F, Fb dan Fp atau mengadopsi nilai lebih tinggi untuk alasan psikometris seperti VRIN dan TRIN. Titik potong  MMPI adalah 70, dan pengguna MMPI-2 harus mengerti ketika membaca literatur MMPI.



b.  Kelebihan
-         Item yang banyak
-         Interview klinis terstruktur
-         Psikolog/Psikiater tidak perlu mengadministrasikan tes
-         Inventori Laporan Diri
-         Pilihan hanya ya/tidak
-         Sejarah panjang dengan literatur penelitian yang sedemikian banyak
-         Inventori kepribadian yang paling banyak digunakan di dunia
-         Diterjemahkan (dan dibuat norma ulang) ke berbagai bahasa
-       Lebih dari 250 skala atau sistem yang saat ini dikembangkan dengan variasi setting klinis yang berbeda-beda
-         Terdapat skala yang secara eksplisit mengevaluasi validitas pelaksanaan tes
-      Dapat diadministrasikan dalam bentuk “short form (370 Item awal)” ketika waktu terbatas atau kerjasama dengan testee tidak memungkinkan lagi
-         Versi tes yang secara khusus didesain untuk remaja dan dan dewasa
c.        Kekurangan
-  Item yang banyak (tapi tidak menjadi masalah lagi jika Anda memiliki software tes MMPI)
-         Interview klinis terstruktur
-         Klien/testee harus menjalankan tes
-         Inventori laporan diri
-         Pilihan hanya ya/tidak
-         Sejarah panjang dengan literatur penelitian yang sedemikian banyak
-         Isi berorientasi mendalam pada psikopatologi
-         Dibutuhkan kemampuan baca, paling tidak klien/testee lulus SMP
-         Lembar jawab ‘memusingkan’ dan cenderung susah digunakan.
-         Skala content overlap

Daftar Pustaka

Anastasi, Anne. (2007). Tes psikologi. Jakarta: PT Indeks.
Belkin, G. S. (1975). Practical counseling in the school. USA: Brown Company Publishers.
Djumhar & Surya, M. (1975). Bimbingan dan penyuluhan di sekolah (guidance & counseling). Bandung : CV Ilmu.
Gibson, R.L. & Mitchell, M.H. (2008). Introduction to counseling and guidance. New York: Macmillan Publisher.
Graham, J.R. (2006). Assesing personality and psychopatology. New York: Oxford University Press.
Jogiyanto. (1990). Analisis dan desain sistem informasi. Yogyakarta: Andi Off Set.
Prayitno. (2004). Konseling pancawaskita. Padang: FIP.
Prayitno. (2004). Seri layanan konseling. Padang: FIP.
Shertzer, B., &  Stone, S.C. (1976). Fundamental of guidance. Boston: HMC.
Tavri D. M. Analisa perancangan sistem pengolahan data. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Winkel, W. S. (2005). Bimbingan dan konseling di intitusi pendidikan. Jakarta: Gramedia.
Yourdon, E. (1989). Modern structure analysis. New Jersey: Prentice Hall.

 
Blogger Templates